Sumber foto: website

Putin: Tidak Ada Negara yang Bisa Cegat Serangan IRBM Oreshnik Rusia

Tanggal: 24 Nov 2024 18:12 wib.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan penggunaan rudal balistik jarak menengah (IRBM) "Oreshnik" dalam serangan terhadap Kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis (21/11/2024). Penggunaan rudal tersebut menjadi eskalasi baru dalam perang yang berkecamuk sejak Februari 2022.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Putin menyatakan bahwa penggunaan Oreshnik merupakan respon Rusia atas penggunaan rudal buatan Barat oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Sebelumnya, Ukraina meluncurkan enam ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) pada 19 November untuk menyerang wilayah Bryansk, Rusia, diikuti dengan serangan menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke wilayah Kursk, Rusia pada 21 November.

Putin mengklaim bahwa saat ini tidak ada sistem pertahanan rudal di dunia yang mampu mencegat serangan Oreshnik. Dia juga memastikan bahwa Rusia akan memberi peringatan terlebih dahulu kepada warga sipil di negara sasaran untuk melakukan evakuasi sebelum melancarkan serangan menggunakan IRBM Oreshnik.

"Oreshnik" adalah rudal balistik hipersonik yang memiliki 10 kali kecepatan suara, atau 2,5-3 km per detik, menjadikannya sulit untuk dicegat. Rudal ini mempunyai karakteristik peluncuran seperti ICBM yang terbang ke ketinggian sebelum melakukan re-entry ke Bumi dan menghantam sasaran. Dikabarkan bahwa jangkauan rudal ini mencapai 5.000 km, memungkinkan Rusia menyerang sebagian besar Eropa dan pantai barat Amerika Serikat.

Selain itu, Oreshnik juga dilengkapi dengan beberapa muatan MIRV (multiple independent targetable reentry vehicle) yang mampu menyasar beberapa target berbeda secara independen. Penting untuk dicatat bahwa rudal ini dapat membawa hingga enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir.

Penggunaan Oreshnik menjadi perhatian global karena sistem pertahanan rudal modern yang ada diperkirakan tidak mampu menahan serangan dari rudal ini. Analis militer Vladislav Shurygin menegaskan bahwa Oreshnik akan mampu melewati semua sistem pertahanan rudal modern yang ada. Rudal ini juga diklaim dapat menghancurkan bunker yang terlindungi dengan baik di kedalaman yang sangat dalam tanpa menggunakan hulu ledak nuklir.

Serangan Rusia di Dnipro menggunakan Oreshnik yang membawa hulu ledak kosong, yang sendiri diklaim sebagai demonstrasi keampuhannya, sekaligus memberi peringatan bahwa Moskow bisa saja menggunakan hulu ledak yang lebih berbahaya, termasuk nuklir, tanpa dapat dicegah oleh sistem pertahanan Ukraina. Hal ini juga dipandang sebagai "pesan" dari Putin agar Ukraina tidak lagi melancarkan serangan dengan rudal buatan Barat ke wilayah Rusia.

Perkembangan ini memberi dampak signifikan dalam kancah geopolitik global. Putin telah secara terbuka menyatakan bahwa perang di Ukraina saat ini memiliki implikasi global, memungkinkan Rusia untuk menargetkan fasilitas di negara-negara anggota NATO yang memasok senjata untuk Ukraina. Dengan demikian, konflik di Ukraina tidak hanya menjadi masalah regional, melainkan menimbulkan ancaman yang lebih luas bagi keamanan internasional.

Keberadaan rudal Oreshnik menyoroti eskalasi dalam persaingan militer, memberikan peringatan bagi negara-negara lain untuk memperhatikan ketahanan nasional mereka. Hal ini juga menjadikan pengembangan teknologi rudal sebagai fokus utama dalam upaya pertahanan suatu negara.

Dalam konteks ini, sektor pertahanan suatu negara perlu terus meningkatkan teknologi rudalnya agar dapat mengantisipasi dan menanggulangi ancaman serangan rudal semacam Oreshnik. Upaya ini membutuhkan kerjasama antarnegara dalam mengembangkan sistem pertahanan rudal yang lebih canggih dan memadai.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved