Putin Tiba di Korut, Disambut Senyum Lebar Kim Jong-un
Tanggal: 21 Jun 2024 10:55 wib.
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Korea Utara pada hari Selasa (18/6) sekitar pukul 02.45 waktu setempat. Ini merupakan kunjungan pertamanya dalam 24 tahun terakhir. Setibanya di Pyongyang, kedua kepala negara itu akan membahas hubungan perdagangan, keamanan, serta mendukung Korea Utara melawan AS. Rusia yang juga sebagai salah satu anggota Dewan Keamanan PBB pemegang hak veto, sedang mengkaji ulang seluruh pendekatannya terhadap Korea Utara. Putin juga memuji Pyongyang sebelum kedatangannya karena menolak apa yang disebutnya sebagai tekanan, pemerasan, dan ancaman ekonomi oleh AS.
Kedatangan Putin di Korut menimbulkan antusiasme dan ekspektasi tinggi, terutama setelah sang pemimpin berkharisma, Kim Jong-un, memberikan sambutan yang hangat dengan senyum lebarnya. Kesempatan ini juga digunakan oleh Putin untuk menegaskan dukungannya terhadap rezim Kim Jong-un, yang selama ini sering dikucilkan oleh komunitas internasional.
Langkah Putin ini juga dianggap sebagai suatu bentuk dukungan terhadap rezim Korut di tengah tekanan ekonomi dan diplomatik yang dihadapi negara itu. Belakangan ini, Korut terus mencari dukungan dari negara-negara sekutunya, seperti Rusia dan Tiongkok, guna mengurangi ketergantungannya pada Amerika Serikat.
Kunjungan Putin ke Korut juga diwarnai dengan agenda kesepakatan ekonomi dan kerjasama pertahanan antara kedua negara. Hal ini merupakan bukti nyata dari upaya kerjasama strategis antara Moskow dan Pyongyang, yang dapat mengubah dinamika kekuatan regional di Asia Timur.
Selama kunjungannya, Putin juga menyampaikan keinginannya untuk terlibat dalam proses diplomasi yang sedang berlangsung antara Korut, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya. Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan dan mencari solusi damai terhadap konflik nuklir di Semenanjung Korea.
Dalam pertemuan tersebut, Putin juga mengungkapkan keinginannya untuk memperkuat hubungan bilateral antara Rusia dan Korut, termasuk dalam hal keamanan dan perdagangan. Hal ini merupakan langkah penting bagi Korut, yang selama ini menghadapi tekanan ekonomi yang kuat akibat sanksi dari komunitas internasional.
Kedatangan Putin di Korut juga memiliki dampak luas bagi geopolitik regional. Dengan memperkuat hubungan dengan Korut, Putin dapat memperoleh posisi tawar yang lebih baik dalam negosiasi di kawasan Asia Timur, serta menguatkan posisi Rusia sebagai pemain utama dalam politik regional.
Namun, kunjungan ini juga menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah pihak, terutama Amerika Serikat, yang khawatir hubungan erat antara Rusia dan Korut dapat membahayakan keamanan regional. Selain itu, kunjungan ini juga dianggap sebagai sinyal bagi Amerika Serikat untuk memperhatikan kembali hubungan dengan Korut, dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasi konflik di Semenanjung Korea.
Dengan demikian, kedatangan Putin di Korut telah menjadi peristiwa penting dalam dinamika politik dan keamanan regional. Langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Putin dan Kim Jong-un setelah pertemuan tersebut akan menjadi sorotan utama dalam mengawali langkah-langkah diplomasi di kawasan Asia Timur.
Dengan kunjungan ini, Putin telah menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam geopolitik regional dan memberikan sinyal kuat terhadap dinamika hubungan antara negara-negara besar di kawasan. Dengan demikian, hubungan antara Rusia dan Korut menjadi semakin rezim di tengah ketegangan dan dinamika politik yang semakin kompleks di Asia Timur.