Putin ke Vietnam usai Temui Kim Jong Un di Korut
Tanggal: 21 Jun 2024 10:58 wib.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, melanjutkan kunjungannya ke Asia Tenggara dengan tiba di Vietnam pada Rabu (19/6) malam. Kunjungan ini dilakukan oleh Putin sehari setelah pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Di bandara ibu kota Vietnam, Hanoi, sejumlah pejabat tinggi negara tersebut hadir untuk menyambut kedatangan Putin. Presiden Rusia langsung disambut dengan sapaan hangat dari para pejabat yang hadir.
Kedatangan Putin ke Vietnam tidak hanya sekadar kunjungan biasa. Dia dijadwalkan untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, serta Presiden baru, To Lam. Dalam kunjungannya, Putin juga diiringi oleh sejumlah pejabat Rusia, termasuk Duta Besar Rusia untuk Vietnam, Dang Minh Koi.
Dang Minh Koi menegaskan bahwa kunjungan kenegaraan ini akan berdampak positif dalam memperkuat hubungan antara Hanoi dan Moskow. Selain itu, kunjungan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan bilateral, serta kolaborasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, penasihat kebijakan luar negeri kepresidenan Rusia, Yury Ushakov, menjelaskan bahwa kunjungan Putin ke Vietnam juga akan membahas sejumlah kerja sama lainnya, termasuk bidang ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan tersebut memiliki dampak yang luas dalam meningkatkan kerjasama antara Rusia dan Vietnam di berbagai sektor.
Kunjungan ini juga memiliki makna penting dalam konteks kebijakan luar negeri Vietnam. Keputusan Vietnam untuk bersahabat dengan negara-negara besar yang bermusuhan seperti Rusia, Amerika Serikat, dan China merupakan langkah yang membutuhkan keseimbangan yang tepat. Vietnam juga berusaha memperkuat hubungannya dengan negara-negara tersebut agar dapat memanfaatkan potensi ekonomi dan keamanan yang mereka tawarkan.
Meskipun demikian, keputusan Putin untuk berkunjung ke Vietnam tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pengamat berpendapat bahwa kunjungan tersebut dapat berdampak negatif bagi Vietnam, mengingat negara itu merupakan fokus utama kebijakan Amerika Serikat dalam upaya meningkatkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik dan dalam persaingan geopolitik dengan China.
Selain itu, hubungan Vietnam dengan Rusia juga harus dilihat dari perspektif hubungan Vietnam dengan negara lain, terutama Amerika Serikat. Vietnam dianggap memanfaatkan hubungannya dengan Amerika Serikat untuk tidak sepenuhnya bergantung pada China, yang merupakan negara tetangga yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.
Menurut Lee Hong Hiep, seorang peneliti senior di Program Studi Vietnam di ISEAS Singapura - Yusof Ishak Institute, hubungan antara Vietnam dan Rusia memiliki kedalaman sejarah yang memainkan peran penting dalam kebijakan pertahanan dan keamanan Vietnam. Namun, Vietnam juga harus mempertimbangkan hubungannya dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, yang memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan ekonomi dan keamanan Vietnam.
Kunjungan Putin ke Hanoi merupakan langkah berikutnya setelah pertemuannya dengan Kim Jong Un di Korea Utara. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas kerja sama strategis dan menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif. Perjanjian tersebut mencakup klausul pertahanan bersama jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.
Kim Jong Un juga tidak lupa untuk memberikan pujian kepada Rusia atas dukungannya terhadap Korea Utara. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Rusia dan Korea Utara terus berkembang dan semakin kuat.
Sebagai negara dengan peran strategis di kawasan, keputusan Putin untuk melakukan kunjungan dan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Asia Tenggara membuktikan bahwa Rusia memiliki peran yang signifikan dalam dinamika geopolitik di kawasan tersebut. Dengan aktifnya peran Rusia, diharapkan kawasan Asia Tenggara dapat terus berkembang dalam kerjasama ekonomi dan keamanan dengan negara-negara lainnya.
Dalam kunjungannya ke Vietnam, Putin diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Rusia dan Vietnam serta memberikan kontribusi positif dalam memperkuat stabilitas dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara. Putin juga diharapkan dapat memberikan dorongan bagi negara-negara di kawasan untuk terlibat dalam kerjasama yang saling menguntungkan, sehingga kawasan Asia Tenggara dapat terus berkembang dalam dinamika geopolitik global.