Sumber foto: google

Putin Ancam Meluncurkan Rudal ke AS dan Eropa Jika Restui Ukraina Pakai Senjata Buatan Barat

Tanggal: 8 Jun 2024 04:06 wib.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan tegas mengancam Amerika Serikat dan Eropa bahwa akan meluncurkan rudal ke arah mereka jika memberikan izin bagi Ukraina untuk memakai senjata jarak jauh guna menyerang wilayah Rusia. Peringatan tersebut disampaikan Putin saat bertemu para editor kantor berita agensi internasional pada Rabu (5/6).

Putin menyatakan, "Jika kami melihat negara-negara ini terlibat perang melawan Federasi Rusia, maka kami berhak untuk bertindak dengan cara yang sama. Secara umum, ini adalah jalan menuju masalah yang sangat serius." Pernyataan itu dikutip oleh Reuters pada Kamis (6/6).

Meski demikian, Putin tidak memberikan rincian spesifik mengenai sasaran tembakan rudal yang dimaksud.

Ancaman tersebut muncul setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta restu dari Amerika Serikat untuk menggunakan senjata buatan Barat dalam konflik melawan Rusia. Salah satu senjata yang dimaksud adalah ATACMS yang memiliki jangkauan hingga 300 km dari titik peluncuran, serta senjata lain yang dianggap dapat membalikkan keadaan bagi Ukraina.

Zelensky percaya bahwa jika AS memberikan izin penggunaan senjata jarak jauh, negara sekutu lain seperti Inggris akan mengikutinya. Namun, AS telah melarang Ukraina untuk meluncurkan ATACMS ke Rusia, hanya memberi izin untuk memberikan balasan atas serangan Rusia di dekat Kharkiv.

Sementara itu, Inggris menyatakan bahwa Ukraina berhak menggunakan senjata yang mereka pasok untuk menyerang sasaran di Rusia.

Selain itu, Putin juga menyinggung risiko eskalasi nuklir dalam konflik di Ukraina, serta menyalahkan asumsi negara Barat yang meyakini Rusia tak akan pernah menggunakan senjata nuklir. Putin menyebut bahwa Rusia memiliki doktrin nuklir yang harus diperhatikan.

Dia menegaskan, "Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas wilayah kami, kami menganggap mungkin bagi kami untuk menggunakan segala cara yang kami punya. Ini tak boleh dianggap enteng dan dangkal."

Doktrin nuklir Rusia pada 2020 menetapkan kondisi-kondisi di mana presiden Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir sebagai respons terhadap ancaman menggunakan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lain, atau terhadap penggunaan senjata konvensional terhadap Rusia "saat keberadaan negara terancam."

Rusia telah melakukan invasi terhadap Ukraina sejak Februari 2022, dan hingga kini belum ada tanda-tanda gencatan senjata antara kedua negara.

Ancaman Putin tersebut dengan jelas mencerminkan eskalasi ketegangan antara Rusia dengan negara-negara Barat terkait isu Ukraina. Keputusan Amerika Serikat dan Eropa terkait restu penggunaan senjata oleh Ukraina akan sangat berpengaruh terhadap dinamika konflik di wilayah tersebut. Kondisi ini turut memunculkan keprihatinan akan potensi eskalasi konflik menuju pertempuran yang lebih luas dan lebih berbahaya bagi stabilitas internasional. Dengan demikian, upaya diplomasi dan negosiasi perlu ditingkatkan untuk mencari solusi damai dan mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved