Sumber foto: Euronews.com

Proyek Raksasa Trump di Negara Arab Senilai Rp 3.258 Triliun, Apa Rahasianya?

Tanggal: 25 Mei 2025 21:34 wib.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini melakukan kunjungan penting ke beberapa negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA). Tujuannya adalah untuk mempererat kerja sama strategis yang kemudian berbuah proyek besar dan ambisius di bidang teknologi, terutama kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Salah satu hasil paling mencolok dari kunjungan tersebut adalah dimulainya pembangunan tahap pertama dari proyek data center AI terbesar di UEA yang diberi nama 'Stargate UEA'. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 dan akan didukung oleh teknologi chip canggih dari Nvidia yang berasal dari Amerika Serikat, dengan total chip sebanyak 100.000 unit.

Proyek Stargate UEA sendiri merupakan bagian dari rencana besar Trump yang sebelumnya sudah diumumkan di AS, yakni membangun pusat data AI terbesar di luar wilayah Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk memacu kemajuan teknologi AI melalui pendanaan besar yang mencapai US$100 miliar. Proyek ini melibatkan berbagai perusahaan swasta ternama seperti SoftBank, OpenAI, dan Oracle yang menjadi mitra strategis dalam pengembangannya.

Salah satu hal menarik dari proyek ini adalah penghapusan pembatasan ekspor teknologi canggih yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintah AS ke UEA. Pembatasan tersebut sempat diberlakukan karena kekhawatiran atas hubungan dekat UEA dengan China, namun kini kebijakan tersebut dilonggarkan sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama teknologi antara AS dan UEA.

Dalam pelaksanaannya, data center AI ini akan memiliki kapasitas energi hingga 5 gigawatt, dengan tahap pertama (fase awal) diperkirakan mencapai kapasitas 1 gigawatt. Proyek ini menjadi kolaborasi besar antara pemerintah UEA dan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa asal AS seperti OpenAI, Oracle, Nvidia, Cisco, dan SoftBank.

Perusahaan-perusahaan teknologi yang terlibat menyebutkan bahwa Stargate UEA akan menggunakan sistem server AI paling mutakhir yang dikembangkan oleh Nvidia, yaitu Grace Blackwell GB300. Sistem ini dikenal sebagai server AI tercanggih yang saat ini tersedia di pasar, dengan kapasitas besar untuk mendukung berbagai aplikasi kecerdasan buatan.

Untuk tahap awal, kapasitas daya sebesar 200 megawatt diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2026. Meski belum secara rinci diumumkan jumlah server yang akan tersedia, sebuah firma analis teknologi, TrendForce, memperkirakan jumlah server tersebut sekitar 1.400 unit yang setara dengan penggunaan 100.000 chip Nvidia.

Larry Ellison, Chief Technology Officer dan Ketua Oracle, menyatakan bahwa proyek ini akan menjadi platform pertama di dunia yang memungkinkan lembaga pemerintah dan komersial di UEA untuk mengintegrasikan data mereka dengan model AI tercanggih yang ada saat ini. Hal ini diharapkan dapat mempercepat digitalisasi dan transformasi teknologi di kawasan tersebut.

Selain itu, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa mereka akan menghapus kebijakan era pemerintahan sebelumnya, yakni era Presiden Joe Biden, yang sebelumnya membatasi distribusi chip AI ke beberapa negara termasuk UEA. Kebijakan baru yang sedang dipersiapkan akan lebih fokus pada pembatasan ketat terhadap China sebagai rival teknologi utama, sementara negara-negara lain yang bukan dianggap musuh akan mendapatkan kelonggaran dalam akses teknologi.

Kementerian Perdagangan Amerika Serikat juga menyebutkan akan membentuk kelompok kerja bersama antara AS dan UEA untuk memastikan bahwa proyek ini memenuhi standar keamanan tinggi yang ditetapkan AS. Langkah ini juga dimaksudkan untuk menjaga agar penyebaran infrastruktur AI dilakukan secara bertanggung jawab, tidak hanya di UEA, tetapi juga secara global.

Jika ditinjau lebih luas, kerja sama antara Amerika Serikat dengan negara-negara Arab ini mencakup berbagai proyek senilai total mencapai US$2 triliun atau sekitar Rp32.580 triliun. Angka yang sangat besar ini menunjukkan skala ambisi dan potensi kerja sama ekonomi serta teknologi antara kedua wilayah.

Secara rinci, kesepakatan tersebut meliputi investasi senilai US$600 miliar dari Arab Saudi, perjanjian pertukaran ekonomi antara AS dan Qatar senilai US$1,2 triliun, kesepakatan komersial dan pertahanan antara AS dan Qatar sebesar US$243,5 miliar, serta kesepakatan komersial antara AS dan UEA yang bernilai US$200 miliar atau sekitar Rp3.258 triliun.

Keseluruhan kesepakatan ini menandai babak baru dalam hubungan strategis antara Amerika Serikat dan negara-negara Teluk, yang melibatkan perpaduan investasi besar, teknologi canggih, serta aspek geopolitik yang saling menguatkan posisi masing-masing pihak.

Proyek data center AI Stargate UEA tidak hanya penting dari sisi teknologi, tetapi juga menjadi simbol kemajuan hubungan bilateral yang mendalam. Melalui kerja sama ini, UEA berambisi menjadi pusat inovasi teknologi di kawasan Timur Tengah, sementara AS mengamankan posisinya sebagai pemimpin global dalam pengembangan teknologi AI.

Langkah ini juga memperlihatkan bagaimana geopolitik dan ekonomi global mulai berubah dengan cepat di tengah persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan China, serta pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mengakselerasi kemajuan teknologi.

Dengan semua rencana dan investasi yang sangat besar, proyek Stargate UEA akan menjadi salah satu tonggak utama dalam peta teknologi dunia, membuka peluang baru bagi berbagai sektor industri dan memperkuat posisi UEA sebagai pusat teknologi kelas dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved