Protes Lebih dari 2.000 Akademisi terhadap Israel Karena 'Pembunuhan Pendidikan' di Gaza
Tanggal: 13 Apr 2024 17:04 wib.
Sebuah kelompok lebih dari 2.300 akademisi Amerika Utara, dari lebih dari 325 lembaga pendidikan tinggi, menandatangani surat terbuka "untuk mengutuk serangan sistematis Israel terhadap kehidupan pendidikan di Gaza".
Kelompok ini termasuk profesor dari Yale, MIT, Harvard, McGill, Columbia, dan University of California, yang menyatakan bahwa Israel secara sistematis dan sengaja menyerang universitas dan sekolah di Gaza.
"Pembunuhan pendidikan memudahkan penghapusan fisik dan budaya terhadap rakyat Palestina dan merupakan bagian integral dari upaya membuat Jalur Gaza tidak layak dihuni," demikian bunyi surat tersebut. "Semua 12 universitas di Gaza telah hancur atau rusak. (...) Serangan terus-menerus Israel terhadap dunia akademis harus dihentikan."
Dalam beberapa bulan terakhir, serangan tak henti-hentinya Israel terhadap Gaza telah menewaskan dan melukai ribuan siswa, guru, dan administrator sekolah, menurut Kementerian Pendidikan Palestina.
Euro-Med Human Rights Monitor, sebuah LSM berbasis di Jenewa, mencatat setidaknya tiga rektor universitas telah tewas, bersama dengan lebih dari 95 dekan dan profesor universitas.
"76 persen gedung sekolah di Jalur Gaza telah rusak," tambah surat tersebut. "Melindungi dan mendukung pendidikan Palestina adalah hal yang penting bagi kelangsungan hidup rakyat Palestina sebagai kelompok budaya dan nasional yang berbeda."
Menurut Amnesty International, serangan Israel atas pendidikan adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk menghancurkan kehidupan sehari-hari dan memaksakan keadaan tanpa harapan bagi warga Palestina. Organisasi kemanusiaan ini mencatat bahwa anak-anak Palestina telah menghadapi serangan fisik, psikologis, dan budaya yang mempengaruhi hak-hak mereka atas pendidikan.
Data dari PBB juga menunjukkan bahwa sekitar 300.000 anak di Jalur Gaza membutuhkan bantuan psikososial sebagai akibat dari trauma perang. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak serangan Israel terhadap kehidupan pendidikan dan mental rakyat Palestina.
Menurut UNESCO, serangan terhadap pendidikan di Gaza juga berdampak pada keberlanjutan pendidikan di wilayah tersebut. Hal ini mendorong para pejabat pendidikan untuk terus berjuang mempertahankan hak anak-anak Gaza atas pendidikan yang berkualitas dan aman.
Dalam konteks ini, lembaga-lembaga pendidikan di seluruh dunia juga telah bergabung untuk menyerukan solidaritas dan dukungan terhadap pendidikan di Gaza. Inisiatif solidaritas ini mencakup pertukaran ilmiah, pelatihan guru, dukungan kurikulum, dan bantuan dalam infrastruktur pendidikan.
Pembunuhan pendidikan di Gaza tidak hanya menjadi masalah lokal, tetapi juga menjadi perhatian global bagi komunitas akademis dan pendidik di seluruh dunia. Solidaritas dan tindakan konkret dari lembaga pendidikan dan individu diharapkan dapat memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi rakyat Palestina dan mendorong percepatan rekonstruksi lembaga pendidikan yang rusak di Gaza.