Sumber foto: website

Presiden Turki Serukan Pembentukan Aliansi Negara-Negara Islam untuk Lawan Israel

Tanggal: 9 Sep 2024 05:37 wib.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan seruan pada Sabtu, (7/9/2024) untuk membentuk aliansi negara-negara Islam guna melawan ancaman yang disebutnya sebagai "ekspansionisme yang semakin meningkat" dari Israel. Pernyataan tersebut langsung mendapat reaksi keras dari menteri luar negeri Israel.

Erdogan menyampaikan komentar tersebut setelah memberikan penjelasan terkait apa yang disebut oleh pejabat Palestina dan Turki sebagai pembunuhan oleh pasukan Israel terhadap seorang wanita Turki-Amerika yang turut serta dalam protes pada Jumat, (6/9/2024) terhadap perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel.

"Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, banditisme Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam," kata Erdogan dalam acara asosiasi sekolah Islam di dekat Istanbul, seperti dilansir oleh Reuters.

Ia juga menyampaikan bahwa langkah-langkah terkini yang diambil oleh Turki untuk memperkuat hubungan dengan Mesir dan Suriah ditujukan untuk "membentuk garis solidaritas melawan ancaman ekspansionisme yang terus meningkat," yang juga dianggap mengancam Lebanon dan Suriah.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menanggapi pernyataan Erdogan dengan menyebutnya sebagai "kebohongan dan hasutan yang berbahaya," dan menuduh pemimpin Turki tersebut telah bekerja selama bertahun-tahun dengan Iran untuk melemahkan rezim Arab moderat di kawasan tersebut.

Sebelumnya, Erdogan telah menerima kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Ankara, di mana keduanya membahas perang Gaza dan upaya untuk memperbaiki hubungan yang telah tak harmonis selama 12 tahun. Hubungan antara kedua negara mulai membaik pada 2020 saat Turki memulai upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan dengan rival-rival regional yang terasing, termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Erdogan juga telah menyatakan kesediaan Turki untuk mengundang Presiden Suriah Bashar al-Assad "kapan saja" untuk kemungkinan pembicaraan guna memperbaiki hubungan yang putus pada 2011 setelah pecahnya perang saudara Suriah.

Militer Israel mengklaim sedang menyelidiki laporan terkait insiden wanita warga negara asing yang tewas akibat tembakan di daerah yang sama, sementara tidak ada komentar langsung dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait insiden tersebut.

Dari sudut pandang geopolitik, konflik antara Turki dan Israel telah lama menjadi topik yang sensitif. Israel memiliki hubungan yang rumit dengan negara-negara Arab di sekitarnya, serta keamanan yang rapuh di kawasan tersebut. Sementara Turki, dengan posisi strategisnya di perbatasan Timur Tengah, merupakan kekuatan utama yang sering kali mencoba mempengaruhi dinamika konflik di wilayah tersebut.

Pertentangan antara Erdogan dan Israel telah meruncing sejak Erdogan mulai mengecam keras tindakan Israel di wilayah Palestina, terutama terkait kebijakan perluasan permukiman dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Sebagai negara mayoritas Muslim, Turki punya kepentingan besar dalam masalah Palestina dan memiliki pengaruh signifikan terutama di dunia Arab dan dunia Islam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved