Prancis Ungkap Israel Ingin Bebas Serang Lebanon Bahkan setelah Gencatan Senjata
Tanggal: 15 Nov 2024 12:51 wib.
Pejabat Israel bersikeras mempertahankan kapasitas untuk menyerang Lebanon setiap saat sebagai bagian dari syarat untuk mengamankan gencatan senjata dengan Hizbullah, menurut Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot pada Rabu (13/11/2024).
Jean-Noel Barrot, yang menghadiri sidang parlemen setelah melakukan pembicaraan di Israel pekan lalu di Yerusalem, mengungkapkan bahwa tuntutan ini semakin banyak didengar dari pihak Israel. Barrot juga menegasikan bahwa permintaan tersebut tidak sesuai dengan kedaulatan negara yang kuat, merujuk pada usaha yang lebih besar untuk membantu memperkuat pemerintahan Lebanon.
Dalam rangka memperkuat hubungan historis dengan Lebanon, Prancis telah berusaha memainkan peran penting dalam usaha mengamankan gencatan senjata di wilayah Timur Tengah tersebut. Upaya tersebut melibatkan kolaborasi antara Prancis dan Amerika Serikat (AS) dalam mencoba menerapkan gencatan senjata sementara. Namun, pembicaraan terhenti pada akhir September, menyulitkan koordinasi antara kedua negara dan mempengaruhi upaya mencapai gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot menjelaskan bahwa kesulitan dalam mengakhiri konflik di Lebanon semakin rumit karena Amerika Serikat dan Prancis perlu bekerja sama untuk membujuk Israel, sebagaimana tidak membantu bagi AS untuk bertindak sendiri karena kurangnya pemahaman terhadap dinamika politik internal Lebanon.
Selain itu, beberapa diplomat menyatakan bahwa kemungkinan untuk membuat Hizbullah atau Lebanon menerima proposal yang mencakup permintaan serangan tersebut hampir mustahil. Belum ada tanggapan langsung dari pihak Israel mengenai pernyataan tersebut. Namun, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memberikan pernyataan bahwa mereka tidak akan mengizinkan kesepakatan apapun yang tidak memasukkan hak Israel untuk melakukan tindakan sendiri terhadap aktivitas teroris.
Menurut Barrot, hal ini menjadi lebih penting dan menunjukkan bahwa tidak masuk akal bagi Prancis untuk memimpin inisiatif sendiri di Lebanon, mengingat mereka memerlukan dukungan Amerika Serikat untuk membujuk Israel. Kolaborasi antara Prancis dan AS menjadi kunci dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah, termasuk mendukung gencatan senjata di wilayah tersebut.
Dalam konteks ini, penting untuk mencari solusi diplomatik yang menghormati kedaulatan negara-negara di wilayah tersebut serta mengamankan keselamatan dan keamanan para warga. Kerja sama antar negara-negara besar dalam mewujudkan perdamaian regional di Timur Tengah sangat diperlukan untuk mencegah eskalasi konflik dan mengembalikan stabilitas di wilayah tersebut. Semua pihak perlu bekerja sama secara konstruktif demi terwujudnya perdamaian yang berkelanjutan di Lebanon dan sekitarnya.