Populasi Tua, Pembukaan Sekolah Menjadi Tantangan Baru di China
Tanggal: 13 Jul 2024 09:28 wib.
Tingkat kekurangan murid di ribuan sekolah pre-school atau taman kanak-kanak (TK) di China menjadi sebuah tantangan yang baru bagi pendidikan. Kekurangan murid ini diakibatkan oleh berkurangnya populasi anak-anak yang disebabkan oleh angka kelahiran yang terus menurun di China.
Krisis generasi muda menjadi ancaman serius bagi China, mengingat ratusan juta penduduknya akan memasuki usia tua dalam beberapa dekade mendatang. Dampak dari angka kelahiran yang rendah membuat proporsi populasi menjadi tidak seimbang di China.
Kepala Sekolah TK, Li Xiuling, bersuara terkait masalah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kekurangan murid menjadi masalah yang sangat nyata ketika jumlah anak terus berkurang. Hal ini menyebabkan sebagian sekolah TK terpaksa harus dialih fungsikan.
Li sendiri telah mengalami situasi ini ketika TK yang didirikannya pada tahun 2005 harus ditutup pada tahun 2023 karena kekurangan murid baru. Namun, Li tidak menyerah begitu saja, ia pun mengubah bekas sekolah TK tersebut menjadi pusat rekreasi dan belajar lansia. Pusat ini menampung sekitar 100 pelajar musik yang berusia di atas 50 tahun.
Selain itu, Impressions of Youth, sekolah yang kini dikelola oleh Li, juga memberikan pengajaran dalam berbagai bidang seperti tari, modeling, dan mata pelajaran lainnya kepada para lansia. Ide yang cukup progresif ini memungkinkan para lansia untuk mewujudkan impian mereka ketika mereka masih muda.
Statistik menunjukkan bahwa populasi China kembali mengalami penurunan dalam dua tahun berturut-turut, dengan jumlah penduduk berkurang sebanyak 2,08 juta orang pada tahun 2023. Dengan demikian, jumlah penduduk China saat ini menjadi 1,409 miliar. Penurunan jumlah penduduk ini bahkan melebihi penurunan pada tahun 2022 yang mencapai 850.000 orang, menjadi krisis populasi perdana di China sejak tahun 1961.
Biro Statistik Nasional (NBS) juga mencatat bahwa angka kelahiran China terus mengalami penurunan ke rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2023 dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2022. Dampak dari penurunan angka kelahiran ini dapat dilihat dari jumlah bayi yang lahir pada tahun 2023, yakni hanya 9,02 juta bayi, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,56 juta.
Penyusutan populasi ini menjadi fenomena resesi seks dan juga menjadi tantangan demografi yang dihadapi pemerintahan Presiden Xi Jinping, terutama di tengah pelemahan ekonomi China belakangan ini. Tantangan baru ini menuntut upaya serius dalam menghadapi masalah demografi yang semakin kompleks di China.
Populasi tua yang semakin bertambah membutuhkan perhatian khusus dalam hal pembangunan pusat-pusat rekreasi dan belajar bagi lansia. Selain itu, pemerintah juga perlu menggencarkan program-program perlindungan terhadap generasi muda agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya krisis generasi yang lebih besar di masa depan. Kondisi demografis yang tidak seimbang akan berdampak besar pada berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Oleh karena itu, langkah-langkah strategis dan upaya kolaboratif merupakan kunci dalam menghadapi tantangan demografi di masa depan. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap perubahan demografis dan antisipasi terhadap konsekuensi-konsekuensinya, diharapkan berbagai pihak dapat bersama-sama mencari solusi yang tepat untuk menjaga stabilitas populasi dan kesejahteraan masyarakat China.