PM Israel Akui Restui Serangan Pager di Lebanon
Tanggal: 11 Nov 2024 15:42 wib.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengonfirmasi bahwa ia menyetujui serangan mematikan perangkat komunikasi Hizbullah di Lebanon pada bulan September 2024. Hal ini merupakan pengakuan pertama kali dari pihak Israel terkait keterlibatannya dalam serangan tersebut.
Sementara itu, Hizbullah secara tegas menyalahkan Israel atas ledakan yang merugikan kelompok militan yang didukung oleh Iran itu. Dalam pernyataannya, Hizbullah bersumpah akan membalas dendam atas serangan tersebut.
Juru bicara Perdana Menteri Israel, Omer Dostri, dalam keterangannya kepada AFP pada hari Senin (11/11/2024) menyampaikan bahwa Netanyahu telah menyetujui operasi pager di Lebanon. Serangan tersebut merujuk pada ledakan pager yang digunakan oleh operator Hizbullah yang terjadi dua hari berturut-turut di sejumlah lokasi seperti supermarket, jalan-jalan, dan pemakaman, pada pertengahan bulan September.
Akibat dari serangan pager tersebut, hampir 40 orang tewas dan hampir 3.000 orang lainnya terluka. Kejadian tragis ini kemudian menjadi pemicu bagi operasi militer yang dilancarkan oleh Israel di Lebanon.
Hizbullah sebelumnya telah melakukan serangan intensitas rendah terhadap Israel untuk mendukung Hamas, yang dimulai setelah serangan sekutunya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Gaza. Eskalasi serangan semakin meningkat sejak perang pecah di Lebanon pada akhir September, dengan Israel melakukan serangan udara yang intensif terhadap Hizbullah dan kemudian mengirim pasukan darat ke bagian selatan Lebanon.
Israel dan Hizbullah telah lama terlibat dalam konflik yang semakin memanas di kawasan Timur Tengah. Pengakuan Netanyahu terkait restu atas serangan pager di Lebanon menjadi bukti konkret atas keterlibatan Israel dalam aksi militer di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, pemerintah Israel menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas provokasi yang dilakukan oleh Hizbullah, yang dinilai telah mengancam keamanan nasional Israel. Israel juga menegaskan bahwa mereka tidak akan segan-segan melindungi diri dan memberikan respons yang tegas terhadap segala ancaman yang berasal dari pihak lawan.
Sementara itu, di pihak Hizbullah, mereka menegaskan bahwa segala tindakan agresi dan provokasi yang dilakukan oleh Israel akan dihadapi dengan kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki. Hizbullah menyebut bahwa Israel telah melanggar kedaulatan Lebanon dengan melakukan operasi militer di wilayah tersebut.
Selain itu, Hizbullah juga mendapat dukungan dari rezim Iran, yang mengecam keras tindakan agresi Israel terhadap Lebanon. Iran menyatakan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas tindakan mereka yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.
Berdasarkan keterangan dari pihak otoritas Lebanon, mereka menilai bahwa serangan pager yang dilakukan oleh pihak Israel merupakan tindakan yang melanggar kedaulatan negara mereka. Lewat pernyataan resminya, pemerintah Lebanon mengecam keras aksi agresif Israel dan menuntut agar pihak tersebut segera menghentikan segala bentuk operasi militer di wilayah Lebanon.
Situasi ini kemudian menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan Timur Tengah, terutama mengingat peran dan pengaruh berbagai pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Pemerintah internasional juga telah mengecam keras segala bentuk kekerasan dan menekankan pentingnya penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi.