Pimpinan Media Hizbullah Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut
Tanggal: 19 Nov 2024 09:21 wib.
Mohammad Afif, kepala hubungan media Hizbullah, tewas dalam serangan udara Israel di pusat kota Beirut, Lebanon, pada Minggu, 17 November 2024. Afif adalah salah satu dari sedikit personel senior Hizbullah yang menjadi target langsung serangan Israel.
Hizbullah mengonfirmasi kematian Afif setelah gedung tempatnya berada diserang oleh Israel. Serangan tersebut tidak hanya menewaskan Afif, tetapi juga melukai tiga orang lainnya. Selain itu, serangan kedua yang terpisah pada malam itu menghantam jalan Mar Elias, area pusat lainnya yang jarang menjadi sasaran bom Israel, dengan korban jiwa minimal dua orang dan 22 orang lainnya terluka.
Konflik antara Hizbullah dan Israel telah memakan banyak korban, baik di Lebanon maupun Israel. Serangan udara Israel di Lebanon tahun sebelumnya dilaporkan telah menewaskan 3.841 orang dan melukai hampir 15.000 lainnya, tanpa membedakan antara warga sipil dan kombatan. Di sisi lain, roket Hizbullah yang diluncurkan ke arah Israel telah menewaskan puluhan warga, termasuk tentara dan warga sipil.
Perlunya perdamaian di kawasan Timur Tengah semakin mendesak mengingat eskalasi konflik yang terus berlanjut. Selain menimbulkan kerugian jiwa, konflik bersenjata ini juga mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat sipil di kawasan tersebut. Eskalasi kekerasan antara Hizbullah dan Israel juga menelan korban di Jalur Gaza dalam perang Israel melawan Hamas, dengan lebih dari 43.000 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Kehadiran Hizbullah di Lebanon telah lama menjadi isu yang memicu ketegangan. Operasi militer Israel di Lebanon dengan tujuan untuk menekan keberadaan Hizbullah di wilayah tersebut semakin memperumit situasi keamanan di kawasan Timur Tengah.
Kematian Mohammad Afif merupakan salah satu dari serangkaian serangan yang menargetkan tokoh-tokoh penting Hizbullah. Afif sendiri adalah penasihat media lama bagi sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada September tahun sebelumnya.
Afif adalah sosok yang berpengaruh di kalangan Hizbullah, terutama dalam mengelola stasiun televisi milik Hizbullah, Al-Manar. Kehilangannya merupakan pukulan yang cukup besar bagi kelompok tersebut. Hal ini juga mencerminkan bahwa Israel bertujuan untuk meruntuhkan struktur kepemimpinan dan infrastruktur Hizbullah.
Situasi ini semakin menguatkan pandangan bahwa perlu adanya mediasi internasional untuk menengahi konflik ini. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini perlu duduk bersama mencari solusi damai demi menghindari lebih banyak korban jiwa yang tak bersalah.
Dalam kondisi seperti ini, negara-negara di kawasan Timur Tengah dan komunitas internasional lainnya juga harus turut berperan serta untuk mencari jalan keluar yang dapat mengakhiri spiral konflik yang terus berkepanjangan. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi warga Lebanon, Israel, dan Palestina, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas bagi stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Afif sendiri pernah berpendapat bahwa pasukan Israel tidak akan mampu menguasai wilayah mana pun di Lebanon, sambil menegaskan bahwa Hizbullah memiliki cukup senjata dan perlengkapan untuk bertahan dalam perang dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi Hizbullah di Lebanon menjadi faktor yang memperumit upaya-upaya perdamaian di kawasan tersebut.
Kisah kematian Mohammad Afif menjadi satu lagi catatan tragis dalam konflik antara Hizbullah dan Israel. Keberlangsungan konflik ini menunjukkan bahwa upaya mencari solusi damai menjadi semakin mendesak, serta perlunya peran aktif dari negara-negara tetangga dan pihak-pihak terkait untuk meredakan ketegangan yang terus mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.