Pimpinan Hizbullah: Serangan ke Israel Berjalan Sesuai Rencana, Serangan Lanjutan Mungkin Terjadi
Tanggal: 26 Agu 2024 09:44 wib.
Pada hari Minggu, 25 Agustus 2024, Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah menyampaikan pernyataan bahwa serangan ke Israel berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun secara matang. Nasrallah juga mengungkapkan bahwa mereka akan mengevaluasi dampak serangan roket dan pesawat nirawak terhadap target militer Israel sebelum memutuskan apakah akan melancarkan serangan lanjutan sebagai balasan atas terbunuhnya komandan mereka.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, pemimpin kelompok bersenjata Lebanon tersebut menyatakan bahwa serangan mereka berhasil dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Nasrallah membantah klaim militer Israel yang menyebut bahwa serangan awal mereka telah berhasil menghentikan ancaman serangan yang lebih luas oleh Hizbullah.
Nasrallah menjelaskan bahwa kelompoknya sengaja menahan diri untuk tidak menyerang warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Pernyataannya disampaikan sekitar 12 jam setelah terjadinya baku tembak yang sangat intens antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel, yang merupakan yang terbesar sejak permusuhan pecah bersamaan dengan perang di Gaza.
Dalam pernyataannya, Nasrallah juga menyebutkan bahwa target utama kelompoknya adalah pangkalan intelijen militer sekitar 110 km di dalam wilayah Israel, yang merupakan serangan terdalam yang dilakukan hingga saat ini dan hanya berjarak 1,5 km di utara Tel Aviv.
Lebih lanjut, Nasrallah menegaskan bahwa Hizbullah akan mengevaluasi hasil operasi tersebut sebagai balasan atas pembunuhan komandan tinggi Hizbullah, Fuad Shukr, oleh Israel di pinggiran Beirut bulan sebelumnya."Jika hasilnya tidak cukup memuaskan, maka kami berhak untuk merespons dalam waktu yang lain," tegas Nasrallah.
Dikabarkan bahwa pejuang Hizbullah berhasil meluncurkan lebih dari 300 roket Katyusha untuk mengalihkan pertahanan Iron Dome Israel sebelum akhirnya meluncurkan pesawat nirawak tempur. Serangan tersebut bahkan melibatkan pesawat nirawak yang ditembakkan dari Lembah Bekaa bagian timur, yang merupakan yang pertama bagi kelompok tersebut.
Tidak ada satupun pesawat nirawak maupun peluncur roket yang mengalami kerusakan dalam serangan awal yang dilakukan oleh Israel. Nasrallah menegaskan bahwa Hizbullah tidak memiliki rencana untuk melakukan serangan yang lebih besar, khususnya membantah klaim militer Israel yang menyebut bahwa kelompoknya bermaksud menembakkan ribuan proyektil.
Namun, ia mengakui bahwa operasi mereka mengalami penundaan karena beberapa alasan, termasuk apa yang disebutnya sebagai "mobilisasi" aset militer Israel dan Amerika di wilayah tersebut.
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Nasrallah, dapat disimpulkan bahwa Hizbullah tetap menganggap serangan mereka sebagai tanggapan atas tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh pihak Israel sebelumnya. Mereka juga terbuka terhadap kemungkinan melancarkan serangan lanjutan sesuai dengan hasil evaluasi operasi mereka yang akan dilakukan dalam waktu yang akan datang.