Sumber foto: Pinterest

Petra, Kota Batu yang Hilang dan Ditemukan Kembali

Tanggal: 14 Mei 2025 20:39 wib.
Petra, sebuah kota kuno yang terletak di Yordania, telah menjadi salah satu keajaiban dunia yang menarik perhatian banyak peneliti dan wisatawan. Dikenal dengan arsitektur batu yang megah dan sejarahnya yang kaya, Petra merupakan contoh luar biasa dari kebudayaan Nabatea yang berkembang pada abad ke-5 SM. Namun, selama berabad-abad, kota ini menjadi terlupakan, terbenam dalam pasir gurun, hingga akhirnya ditemukan kembali pada abad ke-19.

Salah satu aspek paling mencolok dari Petra adalah arsitektur batu yang luar biasa. Bangunan-bangunan yang dipahat langsung dari dinding batuan merah muda yang ada di daerah tersebut menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Istilah "Petra" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "batu", mencerminkan sifat kota ini yang sepenuhnya berbasis pada batuan. Dari Khazneh, yang dikenal sebagai "Harta Karun", hingga makam-makam yang rumit, setiap elemen arsitektur di Petra memiliki makna dan tujuan tertentu, menunjukkan keahlian yang tinggi dalam teknik pembangunan.

Petra tidak hanya terkenal karena arsitekturnya, tetapi juga karena sistem irigasi yang inovatif yang dibangun oleh masyarakat Nabatea. Mereka mampu mengelola sumber daya air dari sungai dan hujan, menciptakan saluran yang kompleks untuk mengalirkan air ke dalam kota, yang memungkinkan kehidupan di daerah yang begitu kering dan tandus. Hal ini menunjukkan kemampuan luar biasa mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan, dan bagaimana peradaban ini memainkan peran penting dalam perkembangan perdagangan di sepanjang Jalur Sutra yang legendaris.

Pada abad ke-1 SM hingga abad ke-2 M, Petra menjadi pusat perdagangan yang strategis, menghubungkan timur dan barat. Komoditas berharga seperti rempah-rempah, minyak wangi, dan bahan-bahan lain dibawa melalui kota ini, menjadikannya sebagai salah satu kota terkaya pada masanya. Namun, dengan perubahan arah jalur perdagangan dan berbagai faktor alam, Petra mulai mengalami penurunan, dan pada abad ke-11, kota ini hampir dilupakan sama sekali.

Kehilangan Petra dari peta dunia selama berabad-abad tidak mengurangi keindahannya. Kota ini baru ditemukan kembali pada tahun 1812 oleh penjelajah Swiss, Johann Ludwig Burckhardt. Saat itu, banyak bagian kota masih tertutup pasir dan sekitar, menyimpan rahasia yang menarik bagi arkeolog dan peneliti dari berbagai belahan dunia. Sejak penemuan ini, Petra telah menjadi tujuan wisata yang sangat dicari dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1985.

Kunjungan ke Petra memberikan pengalaman yang unik, di mana pengunjung dapat menyaksikan keajaiban arsitektur batu ini secara langsung. Jalur utama menuju Petra, yang dikenal sebagai Siq, adalah seperti sebuah lorong sempit yang mengarah langsung ke Khazneh. Ratusan pengunjung setiap tahun melawat tempat ini, menelusuri jejak sejarah dan menikmati keindahan struktur batu yang megah. 

Peninggalan sejarah yang tersimpan di Petra tidak hanya menjadi saksi bisu dari kemajuan arsitektur dan teknik sipil, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya yang pernah ada di kawasan ini. Berbagai lukisan dinding dan simbol-simbol yang ditemukan di banyak sudut kota menggambarkan kehidupan sehari-hari, kepercayaan, dan tradisi masyarakat Nabatea.

Dengan keindahan alam dan warisan budayanya yang mengagumkan, Petra tetap menjadi salah satu destinasi utama bagi para pelancong dan peneliti yang ingin mengungkap lebih dalam mengenai sejarah peradaban manusia. Arsitektur batu yang khas dan misteri yang menyelimuti kota ini terus memikat hati banyak orang, menjadikannya sebagai salah satu situs yang harus dikunjungi dalam kehidupan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved