Pesawat Terakhir di Bandara Sanaa Yaman Hancur Akibat Serangan Udara Israel
Tanggal: 30 Mei 2025 21:03 wib.
Sanaa, Yaman – Pesawat terakhir yang masih operasional di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, meledak akibat serangan udara yang dilakukan Israel pada Rabu (28/5/2025). Serangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah serangan serupa yang menyebabkan kerusakan besar di bandara tersebut.
Dalam video yang diunggah di media sosial X oleh Khaled al-Shaief, Direktur Bandara Sanaa, terlihat asap hitam pekat mengepul dari pesawat yang terkena serangan. Al-Shaief menyebut pesawat itu merupakan satu-satunya pesawat operasional di bandara yang saat ini dikuasai oleh kelompok Houthi Yaman.
Kronologi dan Klaim Berbeda
Sebelumnya, pada 17 Mei 2025, bandara ini baru kembali membuka layanan komersial secara terbatas setelah penutupan selama 11 hari akibat serangan Israel yang menghancurkan enam pesawat lain. Saluran televisi milik Houthi, Al-Masirah, mengutuk serangan udara tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk "agresi Israel".
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan serangan tersebut merupakan aksi penargetan terhadap "target teroris" Houthi di bandara Sanaa. Ia menegaskan, jet tempur Israel telah menghancurkan pesawat terakhir yang digunakan oleh kelompok itu. Menurut pernyataan militer Israel, pesawat-pesawat tersebut dipakai oleh Houthi untuk mengangkut anggota yang terlibat dalam serangan terhadap Israel.
Namun, pihak Yaman menyampaikan bahwa pesawat yang diserang sebenarnya akan dipakai untuk mengangkut para jemaah haji yang akan menunaikan ibadah di Mekkah, Arab Saudi.
Escalasi Konflik dan Peringatan PBB
Kelompok Houthi telah melakukan serangan ke Israel dan pengiriman barang melalui Laut Merah sejak November 2023, seiring dengan meletusnya perang Israel-Hamas. Serangan ini memicu respons militer dari Amerika Serikat dan Inggris, yang sejak Januari 2024 aktif menargetkan wilayah yang dikuasai Houthi.
Meskipun Amerika Serikat baru-baru ini menyetujui gencatan senjata dengan Houthi yang mengakhiri serangan intens di wilayah tersebut, kelompok pemberontak tetap melancarkan serangan roket ke Israel, termasuk serangan ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Israel pun sempat mengancam akan menargetkan pimpinan Houthi, sebagaimana diberitakan kantor berita AFP.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, memperingatkan bahwa bentrokan antara Houthi dan Israel semakin memperburuk situasi yang sudah rapuh di Yaman dan kawasan sekitarnya. Sejak 2015, Houthi telah berperang dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi, menyebabkan ratusan ribu korban jiwa dan krisis kemanusiaan yang serius. Meskipun intensitas pertempuran menurun setelah gencatan senjata yang dinegosiasikan PBB pada 2022, kondisi di Yaman tetap sangat rentan.
Serangan terbaru ini menambah kompleksitas konflik di Yaman dan Timur Tengah, dengan implikasi serius terhadap situasi kemanusiaan dan stabilitas regional.