Pesawat Israel Mendarat Darurat di Turki, Kru Bandara Tolak Isi BBM
Tanggal: 2 Jul 2024 11:04 wib.
Penerbangan maskapai El Al dari Warsawa menuju Tel Aviv mengalami insiden darurat yang memaksa pesawat mendarat di Antalya, Turki pada Minggu (30/6/2024). Pesawat tersebut melakukan pendaratan darurat untuk mengevakuasi seorang penumpang yang membutuhkan perawatan medis.
Namun, dalam sebuah pernyataan, El Al mengungkapkan bahwa pekerja di bandara Antalya menolak mengisi bahan bakar pesawat sebelum pesawat tersebut lepas landas menuju Israel. "Pekerja lokal menolak mengisi bahan bakar pesawat perusahaan, meskipun itu adalah kasus medis," ujar perwakilan El Al, demikian dilansir dari Times of Israel.
Pesawat kemudian melanjutkan perjalanannya ke Rhodes, Yunani, untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan ke Israel. Sumber dari pihak diplomatik Turki juga telah mengonfirmasi bahwa pesawat diizinkan melakukan pendaratan darurat untuk mengevakuasi penumpang yang sakit. "Bahan bakar akan disediakan untuk pesawat karena pertimbangan kemanusiaan, tetapi karena prosedur yang relevan akan segera selesai, kapten memutuskan untuk pergi atas kemauannya sendiri," ungkap sumber diplomatik Turki.
Meskipun demikian, laporan media berbahasa Ibrani menyebutkan bahwa Kementerian Luar Negeri Israel telah diyakinkan oleh otoritas Turki bahwa pesawat akan diizinkan untuk mengisi bahan bakar, namun dalam praktiknya, hal tersebut tidak terjadi. Akibatnya, pesawat terpaksa melakukan pendaratan di Rhodes untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan ke Israel.
Pesawat berhasil mendarat di Bandara Ben-Gurion pada Minggu malam setelah melewati serangkaian kejadian yang tidak terduga. Namun, menurut laporan media berbahasa Ibrani, penumpang diberitahu bahwa mereka diperkirakan akan menghabiskan beberapa jam di darat di Turki tanpa izin untuk meninggalkan pesawat.
Insiden ini menunjukkan adanya ketegangan antara Israel dan Turki yang berpengaruh pada operasional penerbangan. Selama perang melawan kelompok teror Hamas pada bulan Oktober tahun sebelumnya, semua penerbangan langsung antara Israel dan Turki dibatalkan. Pada bulan Mei, Turki juga menghentikan semua perdagangan dengan Israel, suatu langkah dramatis bagi sumber barang impor terbesar kelima Israel, yang diperkirakan akan mengakibatkan kenaikan harga di Israel, setidaknya dalam jangka pendek.