Perusahaan Boeing Mulai Tarik Kembali Jet 737 Max Usai China Batalkan Pesanan
Tanggal: 21 Apr 2025 08:33 wib.
Perusahaan Boeing Co. kembali melakukan langkah besar dengan menerbangkan kembali jet model 737 Max, yang sebelumnya ditolak oleh sejumlah maskapai asal China. Pengembalian ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dalam perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat dan China. Tindakan ini jelas menunjukkan betapa krusialnya hubungan perdagangan dan dampaknya terhadap industri penerbangan global.
Salah satu pesawat yang menjadi sorotan berada di pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan, China. Pesawat tersebut, yang awalnya direncanakan untuk pengiriman kepada maskapai Xiamen Air, berhasil terbang dari Zhoushan menuju Guam. Perjalanan ini berfungsi sebagai tahap awal untuk melintasi kawasan Pasifik, sebagaimana tercatat dalam data dari FlightRadar24, sebuah platform pemantauan penerbangan yang banyak digunakan.
Mengacu pada laporan dari Bloomberg, data penerbangan juga menunjukkan bahwa bulan lalu pesawat ini telah melakukan penerbangan dari Seattle, Amerika Serikat, menuju Zhoushan dengan melewati Hawaii dan Guam, sebelum akhirnya kembali untuk pengiriman. Tindakan ini menggambarkan kompleksitas logistik dan jalinan bisnis internasional yang kini sedang tertekan akibat ketidakpastian politik dan ekonomi.
Menurut informasi dari pelacak penerbangan Aviation Flights Group, terdapat setidaknya dua pesawat lain di lokasi yang sama di Zhoushan yang sampai saat ini masih menunggu untuk diterbangkan menuju tujuan akhir mereka. Keberadaan pesawat-pesawat ini menambah tantangan bagi Boeing, yang masih berupaya memulihkan citranya setelah sejumlah masalah yang terjadi pada model 737 Max yang berkaitan dengan keselamatan.
Dalam dialektika yang lebih luas, sengketa perdagangan yang semakin berkembang antara Amerika Serikat dan China telah menempatkan Boeing dalam kondisi yang sangat sulit. Sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg News pekan ini, pemerintah China telah memberikan instruksi kepada maskapai penerbangan di seluruh negara tersebut untuk menghentikan pengambilan pengiriman pesawat dari Boeing. Langkah ini jelas memberikan dampak langsung pada pendapatan dan proyeksi bisnis perusahaan yang sebelumnya sangat bergantung pada pasar Asia, khususnya China.
Sementara itu, pihak Boeing sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait situasi ini dan menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan diambil ke depannya. Di sisi lain, Xiamen Air, maskapai yang menjadi tujuan pengiriman beberapa pesawat, juga belum memberikan tanggapan resmi terkait kebijakan baru ini. Ketidakpastian ini membuat situasi semakin membingungkan bagi investor dan pemangku kepentingan di industri penerbangan.
Perkembangan ini tidak hanya berdampak pada Boeing dan maskapai penerbangan di China, tetapi juga bisa mempengaruhi dinamika pasar penerbangan global. Mengingat bahwa pesawat 737 Max adalah salah satu model paling populer dan banyak digunakan, setiap perubahan dalam kebijakan pengiriman dan penjualan pesawat ini akan memberikan efek berantai tidak hanya bagi Boeing tetapi juga bagi seluruh industri penerbangan di dunia. Dalam konteks ini, kita dapat memperkirakan bahwa langkah-langkah dan kebijakan dalam perdagangan internasional akan semakin mempengaruhi hubungan antar perusahaan penerbangan serta keputusan strategis yang mereka ambil.