Perundingan Nuklir Antara Iran Dan Amerika Serikat Masuk Ke Putaran Ketiga Di Muscat
Tanggal: 27 Apr 2025 17:58 wib.
Perundingan nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat masuk ke putaran ketiga di Muscat, Oman, dan berakhir pada hari Sabtu. Pertemuan ini dimediasi oleh pemerintah Oman yang berperan sebagai jembatan dalam diskusi sensitif ini. Dalam keterangan pers setelah perundingan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan bahwa sesi kali ini berlangsung dengan lebih serius dibandingkan sebelumnya. Dia menekankan bahwa kedua pihak mulai memasukkan lebih banyak rincian teknis yang berkaitan dengan program nuklir.
Menurut Araghchi, proses negosiasi sudah mulai terfokus dari topik-topik umum ke isu-isu yang lebih spesifik. Ia menyatakan bahwa hari ini, pihak Iran mengundang para ahli ekonomi untuk turut serta dalam pembicaraan. "Saya berharap, dalam sesi mendatang, akan ada pakar dari Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA) yang bisa bergabung," ujar Araghchi, seperti yang dilansir oleh Anadolu.
Selama putaran ketiga ini, kedua belah pihak juga saling bertukar pendapat melalui dokumen tertulis beberapa kali. Proses ini mencakup penyerahan pertanyaan tertulis dan jawaban yang dikoordinasikan oleh mediator dari Oman. Terkait dengan langkah lanjut, Araghchi mengungkapkan bahwa tinjauan lebih dalam akan dilakukan di ibu kota kedua negara sebelum pertemuan selanjutnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, juga menyatakan bahwa diskusi berlangsung dalam suasana serius, di mana masing-masing pihak bertukar posisi dan pandangan terkait dua isu penting: pengurangan sanksi dan pembangunan kepercayaan tentang sifat damai dari program nuklir Iran. Meski demikian, Araghchi menekankan bahwa Iran tidak terbuka untuk negosiasi mengenai isu-isu di luar urusan nuklir.
Pelaksanaan perundingan ini adalah lanjutan dari dua putaran sebelumnya, yang terakhir berlangsung di Roma. Delegasi Iran dipimpin oleh Araqchi, sementara perwakilan AS dipimpin oleh Utusan Khusus untuk Urusan Timur Tengah, Steve Witkoff. Putaran pertama perundingan diadakan pada 12 April.
Pengulangan negosiasi ini mengikuti ancaman dari Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya menegaskan bahwa tindakan militer akan dipertimbangkan jika tidak ada kesepakatan baru yang tercapai. Kesepakatan baru tersebut diharapkan dapat menggantikan perjanjian nuklir yang disepakati pada tahun 2015 di bawah pemerintahan Barack Obama. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Trump sekali lagi menekankan pentingnya memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, menyebutkan melalui akun media sosial bahwa pembicaraan yang berlangsung pada hari itu berhasil mengidentifikasi aspirasi bersama untuk mencapai kesepakatan berdasarkan saling menghormati dan komitmen yang langgeng. Dia menambahkan bahwa prinsip-prinsip, tujuan, dan isu-isu teknis telah dibahas secara komprehensif, dan pertemuan tingkat tinggi selanjutnya direncanakan pada minggu berikutnya.
Putaran ketiga ini tidak hanya menandakan kemajuan dalam diskusi, tetapi juga menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam mencari solusi damai. Setelah pertemuan ini, delegasi dari Iran dan AS kembali ke ibu kota masing-masing untuk mengkonsultasikan hasil dan strategi sebelum melanjutkan ke putaran keempat pada Sabtu depan. Tempat untuk pertemuan selanjutnya akan diputuskan oleh Oman, yang terus memainkan peran sebagai mediator terpercaya dalam proses diplomatik yang penuh tantangan ini.