Pertama Kalinya dalam Perang, Rusia Luncurkan Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir untuk Hantam Ukraina
Tanggal: 22 Nov 2024 15:13 wib.
Rusia berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) saat menyerang Ukraina pada Kamis, (21/11/2024) menurut laporan dari angkatan udara Kyiv. Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi penggunaan pertama senjata berkemampuan nuklir dengan jangkauan ribuan kilometer dalam perang ini.
Laporan mengenai penggunaan ICBM ini muncul setelah Ukraina juga dilaporkan menembakkan rudal-rudal Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke sasaran di dalam wilayah Rusia minggu ini. Moskow telah mengingatkan bahwa tindakan tersebut akan dianggap sebagai eskalasi besar dalam perang yang sudah berlangsung selama 33 bulan.
Rusia sendiri tidak segera memberikan komentar terkait pernyataan angkatan udara Ukraina tersebut, menurut laporan dari Reuters.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) merupakan senjata strategis yang dirancang untuk mengirimkan hulu ledak nuklir dan menjadi bagian penting dari pencegahan nuklir Rusia. Terkait dengan hal ini, Ukraina tidak menyebutkan jenis hulu ledak yang dimiliki rudal tersebut atau jenis rudalnya, tetapi tidak ada indikasi bahwa rudal tersebut berhulu ledak nuklir.
Serangan rudal Rusia tersebut dilaporkan menargetkan perusahaan dan infrastruktur penting di kota Dnipro, wilayah tengah-timur, menurut pernyataan dari angkatan udara Ukraina.
Meskipun tidak diungkapkan apa yang menjadi target ICBM atau apakah rudal itu menyebabkan kerusakan, gubernur daerah Serhiy Lysak menyatakan bahwa serangan rudal tersebut telah menyebabkan kerusakan pada sebuah perusahaan industri dan memicu kebakaran di Dnipro, yang juga menyebabkan dua orang terluka.
Selain ICBM, Rusia juga dilaporkan menembakkan rudal hipersonik Kinzhal dan tujuh rudal jelajah Kh-101 ke wilayah Ukraina, dimana enam di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh angkatan udara Ukraina.
Lebih lanjut, konsultan pertahanan Ukraina, Defence Express, menanyakan apakah Amerika Serikat, sekutu internasional utama Kyiv, telah diberitahu tentang peluncuran rudal tersebut sebelumnya.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat saat perang memasuki hari ke-1.000. Minggu ini, terjadi peningkatan aksi militer, dimana Ukraina melaporkan menembakkan rudal jelajah Storm Shadow milik Inggris ke wilayah Kursk Rusia yang berbatasan dengan Ukraina. Namun, Rusia tidak segera mengonfirmasi serangan tersebut dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan pun masih tidak jelas.
Sebelumnya, Ukraina juga melaporkan telah menembakkan rudal ATACMS milik AS ke Rusia setelah mendapatkan izin dari Presiden AS Joe Biden. Meskipun demikian, Moskow telah berulang kali menegaskan bahwa penggunaan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia yang jauh dari perbatasan akan menjadi eskalasi besar dalam konflik tersebut.
Dalam konteks ini, Kyiv menyatakan bahwa mereka membutuhkan kemampuan untuk mempertahankan diri dengan menyerang pangkalan-pangkalan belakang Rusia yang digunakan untuk mendukung invasi Moskow.
Dengan adanya serangkaian saling tembak, yang melibatkan penggunaan rudal antarbenua dan rudal jelajah dari berbagai negara, konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. Situasi ini juga semakin memperkeruh ketegangan antara kedua negara serta memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih luas, terutama di kawasan Eropa dan global secara keseluruhan.