Perseteruan Memanas: Trump Beri Peringatan Keras kepada Elon Musk
Tanggal: 10 Jun 2025 11:18 wib.
Hubungan antara Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, dan Elon Musk, miliarder pemilik Tesla dan SpaceX, tampaknya telah memasuki fase perpecahan yang serius. Dalam sebuah wawancara dengan NBC News yang dilansir oleh Reuters pada tanggal 8 Juni 2025, Trump secara tegas menyatakan bahwa hubungan pribadi mereka telah berakhir. Ia bahkan mengeluarkan peringatan kepada Musk, menekankan bahwa ada konsekuensi yang akan dihadapi jika Musk melanjutkan dukungannya terhadap Partai Demokrat, terutama terkait dengan rencana besar pajak dan belanja yang tengah digagas oleh Trump.
Saat ditanya apakah ia masih memiliki hubungan baik dengan Musk, Trump menjawab dengan jujur, "Sepertinya iya," menegaskan bahwa tidak ada keinginan untuk memperbaiki situasi. "Saya tidak memiliki niat untuk berbicara dengannya," sambungnya. Meskipun demikian, Trump menambahkan bahwa ia belum mempertimbangkan kemungkinan memutus kontrak pemerintah AS dengan Starlink, layanan internet satelit yang dimiliki Musk, atau melanjutkan kerja sama dengan SpaceX, perusahaan roketnya.
Ketegangan antara keduanya semakin memanas pekan lalu, setelah Musk secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap RUU yang didorong oleh Trump, yang diibaratkannya sebagai "aib yang menjijikkan." Penolakan ini berpotensi menyulitkan proses pengesahan RUU tersebut di Kongres, di mana mayoritas Partai Republik sangat tipis. RUU itu, yang telah lolos secara tipis di DPR bulan lalu, kini tengah dibahas di Senat. Beberapa analis memperkirakan bahwa jika RUU ini disetujui, utang nasional AS bisa meningkat hingga US$ 2,4 triliun dalam dekade mendatang, senilai sekitar US$ 36,2 triliun saat ini. Hal ini tentu menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak legislatif, termasuk dari kalangan Republik.
Di tengah ketegangan ini, Elon Musk tampaknya berusaha menurunkan suhu konflik dengan menghapus beberapa unggahan yang berisi kritik pedas terhadap Trump, termasuk yang mendukung gagasan pemakzulan mantan presiden tersebut. Salah satu postingan yang dihapus adalah respons terhadap pengguna media sosial yang bertanya tentang siapa yang akan menang antara Trump dan Musk, di mana Musk sempat menjawab singkat dengan "Ya."
Dalam sebuah podcast yang dipandu oleh Theo Von, JD Vance, seorang rekan Trump dari Partai Republik, menyebut tindakan Musk sebagai kesalahan besar. "Aku selalu loyal kepada Presiden, dan semoga suatu saat Elon bisa kembali ke lingkaran. Namun, sekarang sepertinya sudah terlalu jauh," ungkap Vance.
Trump sebelumnya pernah mengandalkan Musk untuk memimpin upaya efisiensi pemerintahan AS dengan target pemangkasan anggaran. Namun, hasilnya ternyata jauh dari yang diharapkan, yakni hanya mampu memangkas sekitar 0,5% dari total anggaran. Saat ini, tampaknya hubungan antara dua tokoh terkemuka ini telah benar-benar renggang. Trump dijadwalkan menghadiri acara pertandingan UFC di New Jersey pada malam Sabtu mendatang, namun Musk dipastikan tidak hadir di acara tersebut, menandakan semakin besarnya jurang antara keduanya.