Sumber foto: en.kremlin.u

Perluasan Kemampuan Nuklir Rusia: Rencana Putin untuk Keamanan Negara

Tanggal: 26 Sep 2024 11:04 wib.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan rencana ambisius untuk memperluas aturan penggunaan senjata nuklir Rusia. Pada hari Rabu waktu setempat, Putin menyatakan rencananya ini, yang akan memberi Moskow kekuatan untuk merespons secara nuklir terhadap serangan udara "besar-besaran". Selain itu, Rusia juga akan mempertimbangkan setiap serangan oleh negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan gabungan.

Putin menyatakan alasan di balik perluasan aturan ini sebagai langkah untuk melindungi kedaulatan negaranya dari ancaman yang muncul secara dinamis di situasi militer dan politik modern. Meskipun tidak menyebutkan nama, langkah tersebut mengacu pada situasi perang Rusia dengan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

"Dalam rapat yang disiarkan di televisi, Putin menyatakan, 'Langkah ini merupakan perlindungan kedaulatan negara yang paling utama. Kita melihat situasi militer dan politik modern berubah secara dinamis dan kami harus mempertimbangkannya. Munculnya sumber-sumber baru ancaman dan risiko militer bagi Rusia dan sekutu-sekami,' tegasnya."

Langkah baru yang diusulkan oleh Putin meliputi pertimbangan terhadap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir, terutama saat melibatkan kekuatan nuklir sebagai serangan gabungan. Selain itu, Ukraina juga tengah mencari izin dari sekutu Barat untuk menggunakan persenjataan presisi jarak jauh dalam menghadapi Rusia. Namun, hingga saat ini, belum ada lampu hijau dari Barat untuk memberikan izin tersebut.

Perubahan doktrin nuklir Rusia ini menetapkan kondisi bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap peluncuran besar-besaran senjata serangan udara dan ruang angkasa yang melintasi perbatasan negara Rusia. Hal ini juga mencakup pesawat terbang strategis dan taktis, rudal jelajah, pesawat tanpa awak, pesawat hipersonik, dan pesawat lainnya.

Putin juga menekankan bahwa serangan nuklir juga dapat dilancarkan jika sekutu Rusia diserang, sambil memberikan contoh Belarus sebagai upaya ilustrasi. Dalam konteks ini, doktrin baru nuklir Rusia telah disusun sebagai draf, dan Putin perlu menyetujuinya agar bisa diberlakukan.

"Ini adalah pertama kalinya Putin mengadakan pertemuan seperti itu di depan umum," menurut laman berita. Diketahui bahwa rapat tersebut akan digelar dua kali dalam setahun dengan melibatkan para pejabat tinggi termasuk mantan presiden Dmitry Medvedev, menteri pertahanan, menteri keuangan, serta kepala dinas keamanan FSB dan dinas intelijen asing SVR.

Rencana perluasan kemampuan nuklir Rusia yang diumumkan oleh Putin ini menimbulkan kekhawatiran di dunia internasional. Ini mendorong banyak pihak untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas keamanan global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved