Perdana Menteri Lebanon Nyatakan Darurat Perang Gegara Konflik Israel vs Hizbullah
Tanggal: 11 Jul 2024 10:17 wib.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati telah menyatakan kondisi darurat perang di negaranya sebagai dampak dari konflik antara Israel dan kelompok milisi Hizbullah di bagian selatan Lebanon. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mikati saat melakukan kunjungan ke Lebanon selatan pada Sabtu (29/6), di mana ia menyampaikan keprihatinan atas kehancuran yang dialami negaranya akibat ketegangan antara kedua pihak tersebut.
Mikati menyatakan bahwa Lebanon sangat berharap agar konflik ini tidak meluas dan berujung pada pertumpahan darah yang lebih besar. Beliau juga menegaskan tekad Lebanon dalam mendukung perdamaian serta implementasi dari Resolusi 1701 dan Resolusi 2735. Resolusi 1701 merupakan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel yang terjadi pada 2006, sementara Resolusi 2735 mengenai implementasi gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain itu, Mikati juga menyerukan agar Israel menghentikan serangan berulangnya terhadap Lebanon dan Gaza, sambil menekankan pentingnya untuk menerapkan Resolusi Internasional 2735. Beliau juga menekankan bahwa pemerintah Lebanon berusaha untuk melindungi negara dalam segala hal, bersama dengan dukungan dari kelompok perlawanan.
Perbatasan antara Israel dan Lebanon belakangan ini memanas akibat tewasnya Taleb Abdallah, seorang komandan senior dari Hizbullah. Israel pun menyatakan persetujuannya terhadap rencana untuk berperang melawan Hizbullah, yang kemudian direspons oleh Hizbullah dengan pernyataan bahwa mereka tidak gentar dan siap untuk menantang Israel.
Konflik antara Israel dan Hizbullah ini sama-sama terjadi bersamaan dengan eskalasi agresi Zionis di Gaza. Hizbullah bahkan mengklaim bahwa serangan mereka terhadap Israel merupakan bentuk solidaritas dengan kelompok Hamas.
Akibat ketegangan ini, beberapa negara pun mulai mengimbau warganya untuk meninggalkan Lebanon. Khususnya Jerman dan Kanada, yang telah memberikan instruksi kepada warganya untuk segera meninggalkan Lebanon sebagai langkah pencegahan.
Konflik antara Israel dan Hizbullah yang kembali memanas ini telah menimbulkan kekhawatiran internasional, terutama terkait dengan potensi perluasan konflik dan dampaknya terhadap stabilitas di kawasan Timur Tengah. Dengan adanya konflik yang berlangsung, diperlukan upaya diplomasi yang intensif agar situasi ini dapat segera mereda dan menghindari terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Diharapkan agar negara-negara lain, termasuk Indonesia, dapat terus mendukung upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta memperjuangkan penyelesaian konflik dengan segala upaya yang dimiliki, baik secara bilateral maupun melalui forum internasional sebagai bagian dari komitmennya terhadap perdamaian dan keamanan dunia. Semoga perdamaian segera menyelimuti kawasan yang tengah dilanda konflik ini.