Sumber foto: iStock

Perang Saudara Sudan: Tragedi Serangan Jet Tempur di Pasar

Tanggal: 11 Sep 2024 06:20 wib.
Perang saudara yang sedang berkecamuk di Sudan terus menelan korban. Kasus paling baru adalah terjadinya serangan jet tempur pada hari Minggu di pasar negara bagian Sennar, Sudan. Pasar ini menjadi saksi bisu dari kekejaman perang saudara yang terus berlangsung di Sudan.

Menurut laporan CNN International, serangan udara ini diduga dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang merupakan kelompok lawan dari pemerintah Sudan. Hingga saat ini, belum ada reaksi resmi dari RSF terkait tuduhan ini.

Tawfiq Muhammad Ali, Penjabat Gubernur Sennar, melaporkan bahwa "Setidaknya 21 warga sipil tewas dan 63 lainnya terluka akibat serangan udara tersebut pada hari Minggu". Angka korban yang cukup tinggi ini memberikan gambaran nyata akan kengerian dari konflik yang terjadi di Sudan.

Kelompok aktivis Emergency Lawyers melaporkan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya lebih dari 30 orang dalam serangan RSF. Mereka juga mengatakan bahwa serangan udara tersebut tidak hanya terjadi di pasar, tetapi juga menyerang sejumlah lokasi lainnya. Temuan ini sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan eskalasi kekerasan yang tampaknya tidak mengenal belas kasihan.

Kelompok aktivis tersebut juga mengaitkan serangan udara serupa yang terjadi di kota Al Souki, yang menyebabkan kematian empat orang beberapa waktu lalu. Mereka menyalahkan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) atas serangan tersebut, yang semakin memperlihatkan kompleksitas serta kedahsyatan konflik yang ada di Sudan.

Konflik antara SAF dan RSF telah berlangsung sejak April 2023, dimulai saat RSF merencanakan kudeta terhadap pemerintah Sudan. Sejak saat itu, konflik ini telah menelan korban jiwa sebanyak 18.000 orang dan membuat lebih dari 10 juta orang terpaksa mengungsi. Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa pertempuran ini telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terparah di Sudan, dengan separuh penduduknya menghadapi kelaparan akut.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik di Sudan masih jauh dari reda. Ketegangan antara SAF dan RSF semakin meningkat, dan para warga sipil terus menjadi korban yang tak bersalah. Keadaan ini menuntut perhatian serius dari pihak internasional untuk turun tangan menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban konflik. Masyarakat dunia mesti bersatu untuk mendorong tercapainya perdamaian yang berkelanjutan di Sudan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved