Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei Perintahkan Serang Langsung Israel
Tanggal: 7 Agu 2024 10:17 wib.
Situasi di Timur Tengah semakin tegang setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan perintah kepada Iran untuk "menyerang Israel secara langsung", menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Tindakan ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak di dunia internasional.
Menurut laporan CNN International yang dikutip oleh New York Times (NYT), perintah ini pertama kali diberitakan oleh tiga pejabat Iran yang menghadiri pertemuan darurat untuk Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Mereka meminta agar namanya tidak disebutkan karena tidak memiliki kewenangan untuk berbicara di depan umum.
Pernyataan dari pejabat Iran tersebut tidak merinci bagaimana atau kapan serangan akan dilakukan, namun ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah. PBB juga menggelar rapat darurat terkait tewasnya Haniyeh, sementara sejumlah negara mengutuk tindakan pembunuhan tersebut dan menyatakan kekhawatiran akan keberlangsungan eskalasi di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Khamenei telah menyatakan bahwa Iran berkomitmen untuk membalas kematian Haniyeh, terutama karena ia tewas di dalam wilayah Iran. Pernyataan tersebut diungkapkan setelah Haniyeh tewas dalam serangan udara di Teheran, seperti yang dilaporkan oleh media Iran, Al Hadath, dan CNN International yang merujuk pada laman IRNA, media pemerintah Iran.
Khamenei menegaskan bahwa tugas Iran adalah untuk membalas dendam terhadap pembunuhan Haniyeh. Ia menekankan bahwa tindakan Israel tersebut menjadi dasar bagi pembalasan yang tegas, karena Haniyeh dianggap sebagai martir di wilayah Republik Islam Iran.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) meminta negara-negara untuk mendukung Israel dalam membela diri. Reaksi ini mencerminkan polarisasi dalam penanganan konflik di Timur Tengah, di mana negara-negara memiliki pandangan yang berbeda terkait isu ini.
Pembunuhan Haniyeh merupakan puncak dari kondisi politik yang tegang di Timur Tengah, di mana konflik antara Palestina dan Israel telah menjadi isu yang memicu perdebatan panjang di level internasional. Dengan kondisi ini, prospek perdamaian di kawasan tersebut semakin suram.
Selain itu, kehadiran Haniyeh di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, menambah kompleksitas dari situasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga memiliki dampak regional yang luas.
Dengan perintah dari Khamenei untuk "menyerang Israel secara langsung", hubungan antara Iran dan Israel kembali memasuki fase kritis. Dalam konteks ini, diplomasi perlu diutamakan untuk menghindari escalasi konflik lebih lanjut dan mencari solusi damai atas ketegangan yang terjadi.
Jika tidak ada upaya konkret untuk menyelesaikan konflik tersebut, tidak menutup kemungkinan akan terjadi eskalasi yang lebih besar, berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan bagi seluruh kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif untuk mengurangi ketegangan dan mempromosikan dialog antara berbagai pihak harus segera dilakukan.