Pemimpin Anggota NATO Ini Curhat ke Putin, Keluhkan Kehadiran Pasukan Korea Utara di Ukraina
Tanggal: 16 Nov 2024 22:39 wib.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan kekhawatiran kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai pengerahan pasukan Korea Utara oleh Rusia ke Ukraina. Scholz menyebutnya sebagai "peningkatan drastis" konflik yang terjadi di Ukraina.
Dalam percakapan telepon pertama mereka dalam hampir dua tahun, Scholz meminta Putin untuk menghentikan perang dan menarik pasukan Rusia dari Ukraina. Kremlin menjelaskan bahwa percakapan tersebut telah membahas secara rinci situasi di Ukraina, dan faktanya bahwa percakapan tersebut terjadi dianggap sebagai hal yang positif.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan panggilan telepon tersebut sebagai "kotak Pandora" yang dapat melemahkan isolasi Putin. Scholz juga mengecam serangan udara Rusia terhadap infrastruktur sipil dan meminta agar Moskow berunding dengan Kyiv untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi.
Menurut sumber pemerintah Jerman, kanselir tersebut bersikeras untuk mendukung Ukraina dalam pertempuran defensifnya melawan agresi Rusia. Scholz juga berencana untuk berbicara dengan Zelensky lagi setelah panggilan telepon dengan Putin selesai.
Dalam pernyataan kepada media Rusia, Putin mengatakan bahwa hubungan Rusia-Jerman telah mengalami degradasi yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat tindakan tidak bersahabat dari pihak Jerman. Putin juga menegaskan bahwa setiap perjanjian perdamaian potensial harus didasarkan pada realitas teritorial baru, termasuk wilayah Ukraina yang telah diduduki Rusia sejak 2022.
Putin juga mengklaim bahwa krisis saat ini merupakan akibat langsung dari kebijakan agresif NATO yang bertujuan untuk menciptakan jembatan anti-Rusia di wilayah Ukraina.
Panggilan telepon tersebut menjadi penting karena Scholz juga berencana untuk berbicara dengan presiden Tiongkok Xi Jinping, seorang pendukung Rusia, tentang perang di Ukraina pada G20 minggu depan di Rio de Janeiro.
Dilihat dari sejarah hubungan antara Jerman dan Rusia, panggilan telepon tersebut penting karena mempertegas posisi Jerman sebagai donatur bantuan terbesar ke Ukraina setelah AS. Dengan pemilihan umum di Jerman yang akan dilaksanakan pada bulan Februari, tekanan semakin meningkat untuk negosiasi perdamaian yang serius untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Selain itu, koalisi pemerintahan Scholz runtuh minggu lalu dan saat ini ia menjalankan pemerintahan minoritas. Dengan pemilu yang semakin dekat, langkah-langkah Scholz dalam membantu mengakhiri konflik di Ukraina dapat mempengaruhi nasibnya di kotak suara.
Dampak perang di Ukraina juga turut terasa di berbagai sektor, termasuk politik dan ekonomi Jerman. Semua ini menunjukkan bahwa upaya Scholz dalam menyelesaikan konflik di Ukraina memiliki implikasi yang sangat besar tidak hanya bagi Jerman, tetapi juga bagi hubungan internasional di kawasan Eropa dan Asia.
Panggilan telepon antara Scholz dan Putin merupakan langkah awal dalam menghadapi konflik di Ukraina. Dengan demikian, hubungan antara Jerman, Rusia, dan Ukraina menjadi semakin kompleks dan menuntut penyelesaian yang jelas dan terarah. Berbagai tekanan politik dan ekonomi juga menjadi faktor penting dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Sebagai salah satu negara terbesar di Eropa, Jerman memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik di Ukraina. Upaya Scholz untuk membantu menemukan solusi damai bagi Ukraina dapat membentuk arah hubungan internasional di masa depan.