Sumber foto: Google

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Khomeini: Perjalanan dan Pengaruhnya

Tanggal: 30 Jun 2024 22:22 wib.
Ayatollah Ruhollah Khomeini adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Iran dan dunia Islam. Sebagai pemimpin revolusi Iran 1979, ia berhasil menggulingkan rezim monarki Pahlavi dan mendirikan Republik Islam Iran. Keberhasilannya ini tidak hanya mengubah peta politik Iran, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap dinamika geopolitik di Timur Tengah dan hubungan internasional secara keseluruhan.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Ruhollah Khomeini lahir pada 24 September 1902 di Khomein, sebuah kota kecil di Provinsi Markazi, Iran. Dari keluarga yang religius, Khomeini menunjukkan minat mendalam terhadap ilmu agama sejak usia muda. Ia belajar di seminar-seminar keagamaan di kota Arak dan kemudian di Qom, pusat pendidikan Islam terkemuka di Iran. Di Qom, Khomeini belajar di bawah bimbingan ulama-ulama terkenal dan akhirnya menjadi salah satu ulama terkemuka di Iran.

Perjalanan Menuju Revolusi

Pada tahun 1963, Khomeini mulai menyuarakan kritik tajam terhadap Shah Mohammad Reza Pahlavi, penguasa Iran saat itu. Ia menentang program modernisasi dan westernisasi Shah yang dianggapnya bertentangan dengan ajaran Islam dan kepentingan rakyat Iran. Khomeini juga mengecam kedekatan Shah dengan Amerika Serikat dan Israel. Kritik ini membuatnya ditangkap dan diasingkan, pertama ke Turki dan kemudian ke Irak.

Selama pengasingan di Najaf, Irak, Khomeini terus menyebarkan pandangan revolusionernya melalui ceramah dan tulisan. Bukunya yang terkenal, "Wilayat al-Faqih," mengemukakan konsep pemerintahan oleh ulama sebagai bentuk ideal pemerintahan Islam. Gagasan ini kemudian menjadi landasan ideologis bagi Republik Islam Iran.

Revolusi Iran 1979

Pada tahun 1978, gelombang protes besar-besaran melanda Iran, dipicu oleh ketidakpuasan terhadap rezim Shah yang korup dan represif. Dengan dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk kaum ulama, mahasiswa, dan pekerja, revolusi mencapai puncaknya pada Februari 1979 ketika Shah melarikan diri dari Iran. Khomeini kembali ke Iran setelah 15 tahun di pengasingan dan disambut dengan antusiasme luar biasa oleh jutaan rakyat Iran.

Pembentukan Republik Islam

Setelah kemenangan revolusi, Khomeini segera mengkonsolidasikan kekuasaannya dan mendirikan Republik Islam Iran. Pada 1 April 1979, melalui referendum nasional, mayoritas rakyat Iran menyetujui pembentukan negara Islam dengan Khomeini sebagai pemimpin tertinggi (Rahbar). Konstitusi baru yang diadopsi memberikan kekuasaan besar kepada ulama, khususnya pemimpin tertinggi, dalam mengarahkan politik dan pemerintahan negara.

Kebijakan Domestik dan Internasional

Di dalam negeri, Khomeini menerapkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengislamkan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Undang-undang berdasarkan syariat Islam diberlakukan, termasuk dalam sistem hukum, pendidikan, dan ekonomi. Pembatasan-pembatasan ketat diberlakukan terhadap hak-hak perempuan dan kebebasan berpendapat.

Dalam kebijakan luar negeri, Khomeini mengadopsi sikap anti-Barat dan anti-Israel yang tegas. Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat setelah krisis sandera 1979, di mana mahasiswa Iran menyerbu Kedutaan Besar AS di Teheran dan menyandera 52 diplomat selama 444 hari. Khomeini juga mendukung gerakan-gerakan Islam radikal di berbagai negara, yang memperburuk hubungan Iran dengan banyak negara di Timur Tengah.

Warisan dan Pengaruh

Ayatollah Khomeini meninggal pada 3 Juni 1989, namun warisannya tetap hidup dalam politik dan masyarakat Iran. Konsep Wilayat al-Faqih yang diusungnya terus menjadi dasar ideologis pemerintahan Iran. Kebijakan-kebijakan yang ia terapkan juga meninggalkan dampak yang mendalam terhadap kehidupan sosial, budaya, dan politik di Iran.

Khomeini dikenal sebagai figur yang mampu memobilisasi massa dan mengarahkan revolusi dengan visi yang jelas. Ia berhasil mengubah Iran dari sebuah kerajaan menjadi republik Islam yang diatur berdasarkan hukum syariat. Pengaruhnya juga meluas ke luar Iran, menginspirasi gerakan-gerakan Islamis di berbagai belahan dunia.

Dengan memahami perjalanan hidup dan pengaruh Ayatollah Khomeini, kita dapat melihat bagaimana seorang ulama mampu mengubah arah sejarah suatu bangsa dan memberi dampak signifikan terhadap dinamika politik global. Warisannya tetap menjadi topik penting dalam studi mengenai politik Islam dan hubungan internasional di Timur Tengah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved