Pemerintah Jepang Siap Bayar Rp 500 Juta untuk Pendatang yang Menetap di Pedesaan
Tanggal: 19 Jan 2025 20:32 wib.
Pemerintah Jepang telah mengumumkan program revolusioner yang menawarkan insentif sebesar 4,8 juta yen atau sekitar Rp 500 juta untuk orang-orang yang bersedia tinggal dan menetap di pedesaan. Langkah ini diambil dalam upaya untuk menghidupkan kembali daerah pedesaan di Jepang yang mengalami penurunan penduduk akibat banyak penduduk yang pindah ke kota-kota besar seperti Tokyo dan Kyoto.
Menurut laporan dari Mirror pada Senin (13/1/2025), program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan baru bagi daerah-daerah yang lebih tenang di Jepang, yang saat ini sebagian besar ditinggalkan oleh penduduk asli yang bermigrasi ke kota-kota besar. Upaya ini menjadi sorotan terutama bagi perusahaan global seperti Seven Seas Worldwide yang bergerak dalam bidang relokasi dan pengiriman internasional.
Wayne Mills, Kepala Operasi Seven Seas Worldwide, mengungkapkan pandangannya terkait fenomena ini. Ia mengatakan, "Banyak anak muda Jepang yang tidak mau repot-repot mencari pembeli saat mereka mewarisi rumah keluarga yang sudah tua. Ada ratusan rumah pedesaan tradisional Jepang yang menawarkan lokasi, ruang, dan arsitektur yang menakjubkan yang akan terbuang percuma saat ini."
Mills melihat inisiatif pemerintah ini sebagai kesempatan emas bagi para petualang yang ingin mencari pengalaman baru. Di samping itu, ia juga meyakini bahwa program ini akan memberikan angin segar bagi perekonomian daerah setempat. "Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk mendapatkan salah satu dari properti yang luar biasa ini dan memulai petualangan baru yang menakjubkan. Ini adalah win-win solution. Anda mendapatkan awal yang baru dan bantuan, sementara ekonomi lokal menikmati dorongan yang sangat dibutuhkan," paparnya.
Salah satu contoh daerah yang termasuk dalam program ini adalah kota kecil Takahama di Prefektur Fukui. Kota nelayan ini terkenal dengan keindahan pantainya. Namun, hingga saat ini, belum ada informasi yang jelas terkait prosedur dan syarat untuk mengikuti program ini, termasuk apakah program ini hanya terbuka bagi warga Jepang atau juga terbuka untuk pendatang asing.
Selain persoalan penduduk yang berpindah ke kota-kota besar, Jepang juga mengalami krisis populasi yang signifikan. Menurut data dari Harvard International Review pada 30 Oktober 2024, Perdana Menteri Fumio Kishida mengungkapkan bahwa populasi Jepang mengalami penurunan yang signifikan hingga tahun 2023. Setelah mencapai puncak 128 juta orang pada tahun 2008, jumlah penduduk Jepang terus menurun. Selain itu, jumlah populasi usia kerja juga diprediksi akan menyusut sebanyak 19 juta antara tahun 2023 dan 2050.
Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah Jepang telah mencoba beberapa langkah, di antaranya memberikan insentif sebesar 100.000 yen atau sekitar Rp 10,5 juta bagi ibu hamil. Selain itu, Jepang juga meningkatkan jumlah imigran muda yang diperbolehkan masuk ke negara ini untuk membantu peningkatan jumlah tenaga kerja dan mengurangi ketergantungan pada populasi tua.
Peningkatan dukungan bagi imigran yang masuk ke Jepang akan menjadi sangat penting bagi upaya negara ini untuk menarik lebih banyak pemuda dari luar negeri dan menyelesaikan krisis populasi ini.
Dengan program insentif penduduk baru yang tinggal di pedesaan, diharapkan Program Revitalisasi Regional yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dapat memberikan pembaharuan positif bagi pedesaan negara itu dan tentunya dapat menjadi bermanfaat dalam mengatasi krisis populasi yang sedang dihadapi. Kesempatan besar ini tentunya akan mendatangkan segudang peluang bagi mereka yang berminat dan memiliki selera petualangan tinggi untuk menetap di pedesaan Jepang. Semoga langkah inovatif ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Jepang secara keseluruhan.