Pemerintah Inggris Pertimbangkan Kebiri Kimia untuk Pelaku Kejahatan Seksual, Ini Alasannya
Tanggal: 26 Mei 2025 12:34 wib.
Tampang.com | Dalam upaya mengatasi krisis kepadatan penjara, Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan langkah kontroversial: memperluas penerapan hukuman kebiri kimia bagi pelaku kejahatan seksual. Kebijakan ini, yang awalnya dijalankan secara sukarela di wilayah barat daya Inggris, akan diperluas ke 20 penjara di seluruh negeri.
Menurut laporan Evening Standard pada Kamis (22/5/2025), hukuman kebiri kimia bertujuan menekan dorongan seksual pelaku dan menurunkan tingkat residivisme, terutama di antara pelaku kekerasan seksual yang berisiko tinggi melakukan kejahatan ulang. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi jumlah tahanan di fasilitas pemasyarakatan yang sudah terlalu padat.
Kebiri Wajib untuk Kasus Berat?
Sekretaris Kehakiman Inggris, Shabana Mahmood, menyatakan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan opsi menjadikan kebiri kimia sebagai hukuman wajib bagi pelaku kejahatan seksual berat. “Kami sedang mengevaluasi cara-cara untuk memastikan hukuman yang lebih efektif dan berfokus pada keselamatan publik,” ujarnya dikutip dari The Guardian.
Selain itu, tinjauan reformasi sistem hukum pidana yang dipimpin oleh mantan Sekretaris Kehakiman David Gauke juga merekomendasikan perubahan menyeluruh dalam sistem hukuman dan pemasyarakatan. Salah satu rekomendasinya adalah memberikan diskon hukuman bagi napi berperilaku baik, memungkinkan mereka bebas setelah menjalani sepertiga masa tahanan.
Alternatif Hukuman dan Krisis Penjara
Tinjauan yang sama juga menyarankan agar hakim diberikan keleluasaan untuk menjatuhkan sanksi alternatif seperti larangan bermain sepak bola atau mengemudi, sebagai bentuk hukuman yang lebih relevan bagi pelanggar ringan.
Gauke mengingatkan bahwa kepadatan penjara di Inggris telah mencapai titik kritis dan tidak boleh dianggap remeh. “Penjara yang terlalu penuh menciptakan kondisi berbahaya bagi petugas dan napi, serta memperparah angka residivisme,” katanya.
Pro-Kontra Kebijakan
Meski dianggap sebagai langkah radikal, kebiri kimia juga memicu perdebatan publik soal etika dan hak asasi manusia. Pendukungnya menyebut langkah ini efektif dalam mengendalikan pelaku kekerasan seksual, sementara para penentangnya khawatir tentang dampaknya terhadap hak tubuh individu dan potensi penyalahgunaan kebijakan.
Kebijakan ini akan terus diuji dan dievaluasi selama fase ekspansi ke 20 penjara. Pemerintah menyatakan bahwa keselamatan masyarakat dan efisiensi sistem pemasyarakatan menjadi prioritas utama dalam reformasi ini.