Pemakaman Paus Fransiskus Akan dilaksanakan Besok di Alun-Alun Depan Basikilia: Upacara Terbuka untuk Masyarakat

Tanggal: 25 Apr 2025 15:14 wib.
Vatikan mengumumkan bahwa upacara pemakaman Paus Fransiskus akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 April 2025, bertempat di Basilika Santo Petrus. Upacara ini dijadwalkan dimulai pada pukul 10 pagi waktu setempat, di alun-alun yang megah di depan basilika. Sesudah upacara, peti jenazah Paus Fransiskus, yang berasal dari Argentina, akan dibawa masuk ke dalam gereja sebelum dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.

Saat ini, jenazah Paus Fransiskus telah dipindahkan dari kediamannya di Casa Santa Marta ke Basilika Santo Petrus. Pemindahan ini dilakukan pada Rabu pagi dan dipimpin oleh para kardinal yang berkumpul di Roma setelah berita duka dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut. Proses pemindahan ini menjadi saksi kehormatan bagi Paus yang telah mengabdikan hidupnya untuk Gereja dan umat manusia.

Penghormatan terakhir pun dihadiri oleh lebih dari 20.000 orang yang berkumpul di alun-alun Basilika Santo Petrus. Suasana haru dan khidmat terasa saat para umat memberikan tepuk tangan pelan ketika peti kayu yang berisi jenazah Paus Fransiskus, yang dibalut dalam jubah merah, diangkat menuju basilika. Peti jenazah tersebut kemudian ditempatkan dengan penuh hormat di depan Altar Pengakuan Dosa, sementara paduan suara membawakan Litani Para Kudus dalam bahasa Latin untuk mendoakan ketenangan jiwa Paus.

Upacara pemakaman ini juga diharapkan akan dihadiri oleh berbagai kepala negara dan tokoh dunia. Diantara yang dijadwalkan hadir adalah Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, serta Pangeran William yang mewakili Raja Charles III. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dan Presiden Frank-Walter Steinmeier juga akan hadir, melengkapi daftar pemimpin yang telah dikonfirmasi oleh surat kabar Stuttgarter Nachrichten.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diperkirakan akan terbang ke Vatikan dari Washington D.C. pada Jumat pagi. Selain itu, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, dan Ibu Negara, Rosangela Lula da Silva, juga akan berada di sana, bersama dengan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, serta Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., dan Ibu Negara, Liza Marcos. Kehadiran mereka mencerminkan penghormatan global atas warisan dan pengaruh Paus Fransiskus di seluruh dunia.

Dalam konteks perwakilan Indonesia, Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk mantan Presiden Joko Widodo untuk hadir sebagai utusan resmi di pemakaman tersebut. Bersama Jokowi, rombongan delegasi Indonesia juga akan mencakup Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, serta mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan. "Kami berharap utusan ini dapat mewakili bangsa dan negara kita dalam menyampaikan simpati dan belasungkawa," ungkap Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, di Kantor Kemensetneg Jakarta.

Satu hal yang menarik adalah bahwa misa pemakaman Paus Fransiskus akan terbuka untuk umum, memfasilitasi ribuan umat Katolik dari berbagai belahan dunia untuk memberikan penghormatan terakhir. Kejadian ini diperkirakan akan menarik jumlah pelayat hingga 200.000 orang, lebih besar dibandingkan dengan pemakaman Paus Benediktus pada tahun 2023 yang hanya menarik sekitar 50.000 orang. Pemerintah Italia bersama dengan otoritas Vatikan telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat di seluruh Kota Roma untuk menyambut kedatangan ribuan pelayat ini.

Misa pemakaman sendiri akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re dan dihadiri oleh para pemimpin Gereja Katolik dari banyak negara. Meskipun menjanjikan prosesi yang khidmat, suasana pemakaman kali ini diperkirakan akan lebih sederhana ketimbang upacara-upacara sebelumnya. Hal ini mengikuti reformasi yang dicanangkan oleh Paus Fransiskus tahun lalu, termasuk penggunaan hanya satu peti kayu, menggantikan tradisi penggunaan tiga peti yang biasanya dilakukan. Ini menunjukkan kesederhanaan dan nilai yang dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya. 

Dengan jornada penuh makna ini, banyak orang berharap upacara pemakaman Paus Fransiskus tidak hanya menjadi momen perpisahan, tetapi juga momen refleksi bagi umat Katolik dan masyarakat luas tentang kontribusi serta teladan hidup yang telah ia tunjukkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved