Sumber foto: Google

Pelantikan Trump dan Kehadiran Raksasa Teknologi Dunia: Peran Para Miliarder di Balik Kekuatan Politik AS

Tanggal: 22 Jan 2025 19:14 wib.
Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari 2025 menarik perhatian banyak kalangan, termasuk di antaranya tokoh-tokoh dari dunia teknologi.

Acara tersebut menjadi sorotan karena kehadiran sejumlah miliarder teknologi yang tidak hanya mendominasi dunia bisnis, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam dunia politik, terutama selama kampanye Trump. Tak mengherankan jika beberapa dari mereka turut hadir di acara bersejarah ini, menunjukkan dukungan mereka terhadap kepemimpinan Trump.

Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX, yang sejak awal dikenal sebagai pendukung setia Trump, turut hadir dalam pelantikan tersebut. Pada kesempatan itu, Musk tampak mengacungkan jempol sebagai tanda dukungan atas janji Trump untuk mengirimkan bendera AS ke Mars.

Musk memang memiliki hubungan dekat dengan Trump, yang mendukung gagasan ambisius Trump dalam menjadikan Amerika sebagai negara yang lebih maju dalam teknologi luar angkasa.

Selain Musk, sejumlah tokoh besar lainnya juga terlihat di acara tersebut. CEO Meta, Mark Zuckerberg, bersama istrinya Priscilla Chan, juga hadir sebagai tamu penting. Jeff Bezos, pendiri Amazon, datang bersama tunangannya, Lauren Sanchez, turut menyemarakkan pelantikan ini. Kehadiran tokoh-tokoh besar ini menambah kemeriahan acara dan mencerminkan hubungan yang erat antara dunia teknologi dan politik yang semakin tak terpisahkan.

Tak ketinggalan, CEO Google Sundar Pichai dan CEO Apple Tim Cook juga tampak di acara tersebut. Dalam laporan Financial Times, turut disebutkan bahwa salah satu pendiri Google, Sergey Brin, juga hadir. Semua tokoh ini mencerminkan betapa eratnya hubungan antara raksasa teknologi dan dunia politik, terutama dalam mendukung Trump selama kampanyenya.

Salah satu kehadiran yang menarik perhatian adalah CEO TikTok, Shou Zi Chew, yang juga hadir di Capitol. Hubungan TikTok dengan Trump cukup baik menjelang pelantikan, meskipun sebelumnya aplikasi tersebut sempat terancam ditutup di AS.

Pemerintahan Joe Biden sebelumnya memberikan ultimatum kepada ByteDance untuk menjual TikTok sebelum 19 Januari 2025. Namun, menjelang batas waktu itu, TikTok sempat menutup aksesnya di AS, tetapi kemudian membuka kembali aksesnya setelah Trump memberikan kejelasan hukum yang menjamin aplikasi tersebut tidak akan dikenai sanksi.

Mantan Presiden Joe Biden sebelumnya mengungkapkan keprihatinannya terkait peran dominan para miliarder teknologi di AS. Biden memperingatkan bahwa dominasi mereka bisa berisiko mengarah pada oligarki yang berbahaya, di mana segelintir orang kaya menguasai ekonomi dan politik negara.

Namun, Trump menanggapi kekhawatiran tersebut dengan tegas. Ia menyatakan bahwa ia tidak membutuhkan uang dari para miliarder, dan mereka tidak akan mendapatkan apapun darinya. Trump menekankan bahwa tujuannya adalah untuk membuat negara lebih maju dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi rakyat Amerika.

Pelantikan ini juga mempertemukan para miliarder terkaya dunia dalam satu tempat. Tokoh-tokoh yang hadir di Capitol memiliki total kekayaan yang luar biasa besar, lebih dari Rp 20 ribu triliun.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, Elon Musk menduduki posisi teratas sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan yang diperkirakan mencapai US$449 miliar (sekitar Rp 7.332 triliun). Musk, yang dikenal dengan keberhasilannya mengembangkan Tesla dan SpaceX, memang menjadi salah satu pendukung utama Trump.

Di posisi kedua dan ketiga ada Jeff Bezos dan Mark Zuckerberg. Bezos, pendiri Amazon, memiliki kekayaan mencapai US$245 miliar (sekitar Rp 4.000 triliun), sementara Zuckerberg, CEO Meta, berada di posisi ketiga dengan kekayaan sebesar US$217 miliar (sekitar Rp 3.543 triliun). Kehadiran mereka di acara pelantikan menandakan bahwa mereka memiliki peran yang cukup signifikan dalam dunia politik AS.

Selain itu, hadir pula Bernard Arnault, CEO LVMH, yang menduduki posisi kelima sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan sebesar US$188 miliar (sekitar Rp 3.070 triliun). Sergey Brin, salah satu pendiri Google, juga hadir dengan kekayaan US$163 miliar (sekitar Rp 2.661 triliun).

Tak ketinggalan Mukesh Ambani, pengusaha asal India yang menduduki peringkat ke-17 dengan kekayaan sebesar US$94,6 miliar (sekitar Rp 1.545 triliun), juga turut hadir di acara pelantikan tersebut.

Keberadaan para miliarder ini semakin menegaskan bahwa politik dan dunia teknologi kini semakin terkait erat. Kehadiran mereka di acara pelantikan Trump bukan hanya soal dukungan pribadi, tetapi juga mencerminkan bagaimana pengaruh mereka dalam dunia bisnis dan politik semakin besar. Mereka tidak hanya memiliki kekayaan luar biasa, tetapi juga memainkan peran penting dalam menentukan arah kebijakan politik di AS.

Pelantikan Trump ini menjadi bukti bahwa hubungan antara dunia teknologi dan politik akan terus berkembang, dengan para miliarder teknologi memainkan peran yang semakin besar. Namun, apakah pengaruh mereka akan berlanjut hingga masa jabatan Trump? Hanya waktu yang akan menjawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved