Sumber foto: website

Pejabat KPK Korsel Ditemukan Tewas di Tengah Penyelidikan Skandal Tas Mewah Ibu Negara

Tanggal: 13 Agu 2024 06:52 wib.
Seorang pejabat tinggi dari badan antikorupsi Korea Selatan yang setara dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia, yang memimpin penyelidikan penting dan sensitif yang melibatkan ibu negara Kim Keon-hee dan mantan pemimpin oposisi Lee Jae-myung, ditemukan tewas pada 8 Agustus.

Berita yang dilansir oleh The Strait Times pada Minggu (11/8/2024) menyebutkan bahwa pejabat tersebut ditemukan meninggal di apartemennya di Kota Sejong dengan catatan bunuh diri sekitar pukul 09.50 oleh seseorang yang mengunjungi apartemen tersebut, setelah pejabat tersebut tidak hadir di kantor atau menjawab panggilan. Polisi sedang menginvestigasi penyebab pasti dari kematian tersebut.

Menurut Komisi Anti-Korupsi dan Hak-Hak Sipil (ACRC) yang dikelola oleh pemerintah, pejabat tersebut sebelumnya menjabat sebagai penjabat direktur biro anti-korupsi ACRC dan bertanggung jawab atas pengawasan berbagai kebijakan dan investigasi integritas hingga saat ini.

Pejabat tersebut telah menangani kasus-kasus politik yang sensitif, termasuk insiden penggunaan helikopter oleh mantan pemimpin oposisi Lee Jae-myung setelah dia diserang dengan pisau pada bulan Januari.

Selain itu, pejabat tersebut juga terlibat dalam pemeriksaan tuduhan terhadap ibu negara Kim Keon Hee, yang dituduh menerima tas tangan mewah merek Christian Dior senilai 3 juta won (S$2.900) secara tidak patut.

Pada bulan Juni, ACRC menutup kasus "skandal tas mewah" setelah panelnya meninjau apakah penerimaan tas mewah tersebut relevan dengan tugas resmi Presiden Yoon Suk-yeol atau apakah tas tersebut harus diklasifikasikan sebagai catatan kepresidenan.

Badan Pemberantasan Korupsi negara menetapkan tidak ada pelanggaran dalam UU karena tidak ada klausul hukuman bagi pasangan pejabat publik. Namun peninjauan ini dan keputusan selanjutnya memberikan tekanan yang signifikan pada pejabat tersebut.

Menurut JTBC, pejabat tersebut mengungkapkan dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan seorang temannya bahwa pejabat senior ACRC telah menekannya untuk menutup kasus tersebut meskipun ada keberatan, dengan menyatakan, “Saya merasakan tekanan psikologis yang sangat besar”.

Pada tanggal 6 Agustus, pejabat tersebut mengirimkan pesan Kakao Talk kepada seorang kenalannya yang mengatakan, “Saya merasa kewalahan secara psikologis, saya minta maaf karena telah mengecewakan baru-baru ini. Ini benar-benar sulit,” menurut laporan lokal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved