Pejabat Kementerian Dipecat Setelah 400 Video Seksnya Bocor, Ada yang Direkam di Kantor
Tanggal: 10 Nov 2024 05:54 wib.
Seorang pejabat senior kementerian keuangan Guinea Ekuatorial telah dipecat menyusul beredar 400 video yang menggambarkan dirinya berhubungan seks dengan wanita, termasuk istri pejabat tinggi. Video tersebut menampilkan beberapa wanita yang berbeda di berbagai lokasi, termasuk di dalam kantor kementerian.
Kasus ini telah mencuat ke publik setelah video-video yang menghebohkan ini mulai beredar, dan hal tersebut menjadi perhatian dunia. Baltasar Ebang Engonga, pejabat senior kementerian yang merupakan kerabat presiden negara tersebut, harus merasakan dampak dari tindakan yang dilakukannya.
Selain itu, kejadian ini juga menghasilkan tagar #BaltasarEbangEngonga yang menjadi tren bersamaan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) sebagai topik yang paling banyak dibicarakan secara daring, demikian dilaporkan AP.
Kepala Badan Investigasi Keuangan Nasional ini, yang sudah menikah, terekam berhubungan seks bersama berbagai wanita, termasuk istri pejabat terkemuka, dengan beberapa pertemuan terjadi di kantor kementerian keuangannya. Rekaman tersebut bahkan muncul di jejaring sosial saat Ebang Engonga ditahan di penjara Black Beach Malabo terkait tuduhan penyalahgunaan dana publik, seperti yang dilaporkan AP. Sumber media lokal menunjukkan bahwa sejumlah video panas itu ditemukan di kediaman Engonga selama penggerebekan yang terkait dengan penyelidikan korupsi.
Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, yang telah memerintah sejak 1979, memberhentikan jabatan Ebang Engonga melalui dekrit yang dikeluarkan pada Rabu, 6 November 2024. Keputusan ini menggambarkan sikap tegas dari pemerintah Guinea Ekuatorial terhadap perilaku yang tidak pantas dari seorang pejabat yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.
Rekaman-rekaman yang viral ini menimbulkan kecurigaan karena adanya pertanyaan tentang asal dan penyimpanan rekaman tanpa izin dari para wanita yang terlibat. Salah satu partner seks Engonga, yang identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan keluhannya di media nasional TVGE. Dia mempertanyakan bagaimana rekaman tersebut disebarkan tanpa izinnya dan memastikan bahwa ia telah menyetujui perekaman tersebut dengan keyakinan bahwa rekaman itu telah "segera dihapus" setelahnya.
Tidak hanya menimbulkan masalah di dalam negeri, rekaman-rekaman tersebut juga telah menyebar ke luar Guinea Ekuatorial dan menarik perhatian internasional. Pihak berwenang telah memerintahkan pembatasan distribusi materi eksplisit ini di jejaring sosial dalam waktu 24 jam, melibatkan pejabat telekomunikasi, regulator, dan perusahaan telepon. Namun, situasi ini telah meluas ke luar negeri, dengan menginspirasi komposisi musik, tarian, dan gambar yang diedit, serta mendiskreditkan nama baik negara Guinea Ekuatorial di mata dunia.
Ebang Engonga, yang dikenal dengan panggilan "Bello" karena penampilannya, merupakan keturunan Baltasar Engonga Edjo, yang mengepalai Komisi Komunitas Ekonomi dan Moneter Afrika Tengah. Kepala jaksa Anatolio Nzang Nguema menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak hanya melibatkan akibat hukum, namun juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan masyarakat jika pemeriksaan medis mengungkapkan adanya infeksi menular seksual, sehingga menambah kerumitan kasus ini.
Kasus ini menggambarkan betapa pentingnya menjaga integritas dan moralitas dalam posisi publik, terutama di negara yang sedang berkembang. Tindakan pejabat seperti Engonga dapat merusak citra negara dan mempengaruhi opini masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pemerintahan harus menyadari bahwa tanggung jawab mereka bukan hanya terbatas pada tugas administratif semata, namun juga dalam menjaga moralitas dan etika sebagai contoh bagi masyarakat.