PBB Masukan Israel ke Daftar Global Pelaku Kejahatan pada Anak
Tanggal: 9 Jun 2024 20:50 wib.
Organisasi PBB baru-baru ini memasukkan Israel ke dalam daftar global pelaku kejahatan pada anak. Langkah ini menuai kontroversi dan kritik tajam dari berbagai belahan dunia. Pemakaian kekerasan oleh Israel terhadap anak-anak Palestina telah menjadi perhatian serius dalam dunia internasional.
Di laporan tahunan PBB "Children in Armed Conflict", Israel dimasukkan dalam lampiran sebagai salah satu negara yang merugikan anak-anak selama konflik bersenjata. Laporan tersebut akan disampaikan pada Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni 2024 dan secara resmi diterbitkan beberapa waktu setelahnya. Laporan tersebut juga menyoroti tindakan Israel yang menjebak anak-anak Palestina dalam pertempuran, menahan mereka tanpa alasan yang jelas, dan mengabaikan kesehatan serta pendidikan mereka.
Israel menanggapi penilaian PBB ini dengan menolak dan menyebutnya sebagai tuduhan palsu. Namun, bukti-bukti yang disajikan oleh PBB tidak bisa diabaikan begitu saja. Video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah kekerasan yang dialami oleh anak-anak Palestina di tangan tentara Israel. Ini menjadi salah satu bukti yang diakui oleh banyak pihak tentang kekejaman Israel terhadap anak-anak.
Terlepas dari kontroversi ini, langkah PBB untuk memasukkan Israel ke dalam daftar global pelaku kejahatan pada anak menunjukkan keseriusan dunia internasional untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak yang menjadi korban konflik bersenjata. Organisasi-organisasi hak asasi manusia juga telah mengecam Israel atas perilaku mereka dan menyerukan tindakan nyata untuk menghentikan penindasan terhadap anak-anak Palestina. Menurut kantor media pemerintah Gaza, lebih dari 36.700 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak awal Oktober termasuk 15.571 anak-anak.
Keputusan PBB ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana hukum internasional harus diterapkan dalam kasus-kasus kemanusiaan seperti ini. Perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata haruslah menjadi prioritas utama, tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan. Oleh karena itu, komunitas internasional diharapkan mampu merespons dengan tindakan yang tegas dan adil terhadap negara-negara yang melanggar hak anak-anak.
Dalam konteks konflik Israel-Palestina, sudah saatnya komunitas internasional bertindak tegas untuk mengakhiri siklus kekerasan yang telah merenggut nyawa, melukai, dan merusak masa depan anak-anak. Perlindungan terhadap anak-anak, tanpa terkecuali, harus menjadi agenda utama dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.
Meskipun langkah PBB memasukkan Israel ke dalam daftar global pelaku kejahatan pada anak menuai pro dan kontra, perlu diakui bahwa perhatian terhadap nasib anak-anak yang terjerat dalam konflik bersenjata sangat penting. Dunia diharapkan bersatu untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak anak-anak tanpa pandang bulu.