Parlemen Malaysia Anjurkan Pemerintah Belajar dari Indonesia dalam Mengatasi Krisis Beras
Tanggal: 22 Feb 2025 17:34 wib.
Tampang.com | Parlemen Malaysia telah mengajukan permintaan kepada pemerintahnya untuk belajar dari pengalaman Indonesia setelah negara tersebut mengalami krisis beras. Menurut anggota parlemen Malaysia, Datuk Seri Panglima Bung Moktar Radin, Indonesia sudah berhasil memastikan ketersediaan pangan selama lebih dari satu dekade terakhir. Hal ini menjadi poin penting yang patut dicontoh, terutama saat Malaysia sedang menghadapi tantangan dalam sektor ketahanan pangan.
“Belajar dari pengalaman Indonesia, presiden mereka pernah mengarahkan menteri pertanian untuk melakukan transformasi di sektor pertanian. Proses transformasi ini meliputi semua lini, dari hulu hingga hilir,” kata Moktar Radin dalam sebuah siaran pers yang dirilis pada hari Sabtu, 22 Februari 2025. Menurutnya, hasil dari transformasi tersebut sangat menguntungkan, karena Indonesia kini mampu memenuhi kebutuhan beras domestik tanpa tergantung pada impor.
Moktar juga menekankan bahwa meskipun kebijakan impor makanan adalah hal yang biasa dilakukan oleh hampir semua negara, Indonesia bisa menjadi contoh yang baik dalam mengelola ketahanan pangan. “Jika harga beras impor lebih mahal dibandingkan dengan beras lokal, maka menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang tepat demi kepentingan rakyat Malaysia,” tambahnya. Ia mencontohkan bahwa fenomena harga gabah padi sebenarnya juga pernah dialami oleh Indonesia saat harga gabah mencapai 40 dolar AS.
Sementara itu, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mengungkapkan bahwa saat ini ketahanan pangan nasional dalam kondisi yang cukup baik. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementan memperkirakan bahwa produksi beras di awal tahun 2025 akan mengalami peningkatan yang signifikan. BPS mencatat bahwa potensi produksi beras Indonesia untuk periode Januari hingga Maret 2025 dapat mencapai 8,67 juta ton, mengalami lonjakan sebesar 52,32 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang hanya tercatat 5,69 juta ton.
Peningkatan jumlah produksi ini juga didukung oleh luasan lahan panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektar. Hal ini menunjukkan kenaikan sekitar 970,33 ribu hektar atau 52,08 persen dibandingkan dengan luas panen pada Januari hingga Maret 2024 yang berada di angka 1,86 juta hektar. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, menegaskan bahwa peningkatan produksi beras ini menjamin pasokan dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Arief juga menyoroti bahwa peningkatan produksi beras ini berpengaruh pada kestabilan harga. Data dari BPS menunjukkan bahwa rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 mencapai Rp12.796 per kilogram, yang turun sebesar 4,30 persen jika dibandingkan dengan Januari 2024. “Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung mengalami kenaikan, tetapi kondisi tahun ini relatif stabil berkat adanya peningkatan produksi yang signifikan,” tambah Arief.
Dengan mempelajari kebijakan dan praktik yang diterapkan oleh Indonesia, diharapkan Malaysia dapat mengambil langkah strategis untuk mengatasi krisis beras yang dihadapinya saat ini.