Sumber foto: Unsplash

Panduan Editorial Internal Koran The New York Times yang Kontroversial: Hindari Kata "Palestina"

Tanggal: 18 Apr 2024 15:12 wib.
Sebuah panduan editorial internal yang terungkap oleh The Intercept, sebuah organisasi berita investigatif Amerika, telah mengungkapkan bagaimana The New York Times memerintahkan jurnalis mereka untuk melaporkan invasi Israel ke Gaza, memicu perdebatan mengenai bias media dan peran jurnalisme dalam membentuk persepsi publik.

Panduan tersebut memperingatkan agar hindari penggunaan istilah seperti "genosida," "pembersihan etnis," "wilayah yang dijajah," dan "kamp pengungsi," meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui ada hingga delapan kamp pengungsi di dalam Gaza yang terkepung.

Memo tersebut juga mengarahkan para reporter untuk tidak menggunakan istilah "pejuang" dalam merujuk kepada serangan tertentu, dan malah menyarankan penggunaan istilah "teroris," sebuah istilah yang diterapkan secara tidak konsisten dalam dokumen tersebut, menurut analisis The Intercept, yang mencatat bias NYT yang condong kepada perspektif Israel dalam perang tersebut.

Memo yang bocor juga menyarankan untuk menghindari penggunaan kata "Palestina" secara rutin, kecuali dalam konteks-konteks luar biasa seperti referensi historis atau perkembangan politik penting yang diakui oleh lembaga internasional.

Panduan editorial ini telah menimbulkan kontroversi di kalangan pembaca dan jurnalis. Banyak yang merasa bahwa panduan ini menunjukkan pandangan pro-Israel yang tidak seimbang dan dapat memengaruhi cara berpikir masyarakat tentang konflik di Timur Tengah. Selain itu, beberapa pihak juga menyoroti bahwa panduan tersebut tampaknya melanggar prinsip-prinsip jurnalisme yang seharusnya independen, obyektif, dan adil.

Dalam menanggapi panduan ini, beberapa jurnalis The New York Times bahkan menyatakan keprihatinan mereka atas pembatasan ini terhadap kebebasan berekspresi dan kebenaran. Mereka menegaskan bahwa sebagai wartawan, tugas utama mereka adalah memberikan laporan yang akurat dan jujur tanpa adanya tekanan dari pihak manapun.

Perdebatan mengenai etika jurnalistik dan panduan editorial institusi media memang bukan hal baru, terutama dalam liputan konflik-konflik politik sensitif seperti konflik Israel-Palestina. Namun, panduan yang mengarahkan jurnalis untuk menggunakan bahasa-bahasa tertentu bisa membawa dampak yang signifikan dalam pembentukan persepsi publik terhadap konflik tersebut.

Kendati demikian, perubahan panduan editorial terkait pelaporan konflik belum tentu merupakan hal yang buruk. Sebagai contoh, kemampuan media untuk memperhatikan pilihan kata-kata yang dapat memengaruhi persepsi publik adalah bagian penting dari tanggung jawab mereka dalam menyampaikan informasi yang seimbang dan akurat.

Penting juga untuk dicatat bahwa panduan editorial bukanlah hal yang jarang dijumpai di media-media ternama. Institusi media sering kali memiliki kebijakan internal yang mengatur bahasa yang digunakan dalam laporan mereka. Meskipun demikian, kebijakan semacam itu juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana panduan tersebut dapat memengaruhi kecenderungan media untuk bersikap obyektif dan independen dalam liputan mereka.

Selain itu, dalam konteks konflik yang melibatkan banyak pihak dengan kepentingan politik dan keamanan yang rumit, peran jurnalisme dalam menyajikan informasi yang benar dan seimbang menjadi semakin penting. Bagaimana media melaporkan konflik-konflik tersebut dapat memengaruhi pandangan masyarakat global terhadap konflik tersebut.

Untuk itu, penting bagi media untuk memastikan bahwa panduan editorial mereka dikembangkan dengan seimbang dan tidak memihak pada satu pihak tertentu. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme adalah inti dari integritas media, dan panduan editorial yang mencerminkan nilai-nilai ini penting untuk dijaga.

Panduan editorial internal yang memengaruhi cara jurnalis melaporkan konflik politik seperti invasi Israel ke Gaza tentu saja merupakan isu yang tidak boleh diabaikan. Diskusi yang terbuka tentang etika jurnalisme dan peran media dalam membentuk pandangan publik sangatlah penting untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas lembaga media dalam menjalankan tugas mereka.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved