#NoBraDay Tak Efektif Kampanyekan Kanker Payudara?
Tanggal: 13 Okt 2017 16:54 wib.
Bulan Oktober diperingati sebagai bulan kanker payudara.
Salah satu kegiatan tahunan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terhadap kanker payudara adalah dengan No Bra Day, atau sehari tanpa bra setiap tanggal 13 Oktober.
Kampanye ini ingin mendobrak tabu saat membahas seluk beluk payudara. Termasuk seputar deteksi benjolan yang mencirikan gejala dini kanker payudara. Tapi di sisi lain, kampanye ini juga mengundang kontroversi.
Banyak yang menganggap kampanye ini terlalu vulgar. Membicarakan payudara, menurut mereka tidak harus dengan ajakan untuk melepas bra atau beha. Justru, yang terjadi ajakan itu sering dijadikan lelucon cabul.
Apapun caranya, kampanye untuk mengingatkan bahaya dari kanker payudara penting dilakukan.
Kanker payudara telah menjadi salah satu pembunuh utama pada wanita.
Deteksi dini dapat mencegah metastasis atau persebaran sel-sel kanker ke organ penting lainnya. Ini yang masih sulit dilakukan jika obrolan tentang payudara masih dianggap tabu.
Kampanye No Bra Day untuk mengingatkan bahaya kanker payudara baru-baru ini menuai kritik.
Seorang penulis, Christina Cauterucci termasuk salah seorang perempuan yang mempertanyakan kampanye tersebut. Dalam tulisannya, Cauterucci menyebut kampanye ini sebagai 'flauxiday' alias peringatan yang sia-sia.
Kekhawatiran Cauterucci terbukti di jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Dengan menggunakan tanda pagar #NoBraDay, gambar-gambar perempuan bertelanjang dada bertebaran di mana-mana.
Begitu pun di jejaring sosial, dukungan terhadap kampanye 'No Bra Day' di jejaring sosial juga dibarengi dengan pandangan skeptis. Seorang pengguna twitter berpendapat bahwa kampanye #ScheduleAMammogramDay akan lebih membangkitkan awareness tentang kanker payudara.