Netanyahu Beri Peringatan soal Iran: Jika Israel Jatuh, Negara-Negara Lain Juga Akan Jatuh
Tanggal: 31 Okt 2024 18:53 wib.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan peringatan serius mengenai ancaman yang dihadapi oleh negaranya dari Iran. Menurut Netanyahu, Iran tengah berusaha mengembangkan "stok" bom nuklir yang ditujukan untuk menghancurkan Israel. Peringatan ini disampaikan beberapa hari setelah Israel melakukan serangan udara di lokasi militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan Teheran pada tanggal 1 Oktober.
Netanyahu menyatakan bahwa Iran sedang aktif mengembangkan senjata nuklir yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh dan rudal antarbenua. Menurutnya, hal ini merupakan ancaman serius yang dapat mengganggu keseimbangan keamanan regional dan global. Ia juga menegaskan bahwa Iran dapat mengancam seluruh dunia kapan saja. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Netanyahu kepada para anggota parlemen Israel saat parlemen memulai sesi musim dingin.
Selain itu, Netanyahu juga menekankan bahwa menghentikan program nuklir Iran merupakan hal terpenting bagi keamanan Israel. Meskipun ia tidak dapat membagikan rencana dan tindakan Israel terkait hal ini secara detail, namun pemerintah Israel telah memprioritaskan upaya untuk mengatasi ancaman nuklir yang berasal dari Iran.
Sejak dulu, pemerintah Iran selalu membantah bahwa mereka berusaha membuat senjata nuklir dan bersikeras bahwa program nuklir mereka hanya digunakan untuk tujuan damai. Namun, beberapa tahun terakhir, Iran telah menunjukkan penurunan kerjasama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sementara meningkatkan program nuklirnya, termasuk pengumpulan persediaan besar uranium yang diperkaya.
Menurut kepala pengawas nuklir PBB, Iran telah menunjukkan "kesediaan" untuk terlibat kembali dalam masalah nuklir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut terkait ambisi nuklir Iran dalam skala global.
Serangan udara Israel di lokasi militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan Teheran pada tanggal 1 Oktober juga meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Iran mengancam akan menanggapi serangan tersebut dengan tegas dan efektif. Perang di Gaza telah menarik sekutu Hamas yang didukung oleh Iran, termasuk Hizbullah di Lebanon, yang turut menjadi perhatian internasional terkait krisis keamanan di kawasan tersebut.
Netanyahu juga menyoroti adanya poros kejahatan fanatik yang dipimpin oleh Iran yang mengancam untuk menghancurkan negara Israel dan mengambil alih negara lain. Menurutnya, Iran memiliki cita-cita untuk menguasai wilayah tersebut dengan paksa dan Israel dianggap sebagai penghalang nyata bagi ambisi tersebut. Netanyahu bahkan menegaskan bahwa menurut Iran, jika Israel jatuh, banyak negara akan ikut jatuh bersamanya. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi keamanan regional di Timur Tengah.
Selain menghadapi ancaman langsung dari Iran, Israel juga aktif berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab. Upaya ini termasuk dalam konteks normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, yang diawali dengan Kesepakatan Abraham pada tahun 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Melalui kesepakatan ini, Israel berhasil memperoleh dukungan dari beberapa negara Arab seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Namun, upaya untuk memperluas normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, terutama Arab Saudi, masih mendapat tantangan. Riyadh, meskipun memiliki hubungan terbatas dengan Israel melalui upaya normalisasi, menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakui Israel tanpa terlebih dahulu membahas pembentukan negara Palestina. Ini menjadi salah satu kendala utama dalam upaya Israel untuk memperkuat kerjasama regional guna menghadapi ancaman Iran dan menciptakan stabilitas di Timur Tengah.
Netanyahu turut menyampaikan harapannya terkait perdamaian dengan negara-negara Arab, terutama setelah konflik yang melibatkan Gaza dan Lebanon, yang memicu reaksi negatif di kalangan negara-negara Arab. Upaya normalisasi hubungan dengan Israel diharapkan dapat menciptakan stabilitas regional yang dapat mengurangi ketegangan di kawasan tersebut.
Dari pernyataan Netanyahu, kita dapat melihat bahwa ketegangan antara Israel dan Iran merupakan isu yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek keamanan regional, stabilitas politik, serta hubungan diplomatik di kawasan Timur Tengah. Pernyataan Netanyahu juga mencerminkan upaya Israel untuk menjaga keamanan dan stabilitas di tengah ancaman yang semakin kompleks.
Selain itu, pentingnya normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab juga menunjukkan bahwa Israel mencari dukungan regional dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk dari Iran. Dengan demikian, penjagaan keamanan regional di Timur Tengah menjadi prioritas utama bagi Israel dan negara-negara di kawasan tersebut.