Sumber foto: iStock

Negara Tetangga Gencar Bangun Bandara, Kenapa Indonesia Justru Mundur?

Tanggal: 8 Jun 2025 14:51 wib.
Sejumlah negara di Asia Tenggara saat ini sedang berlomba membenahi dan memperluas infrastruktur bandara sebagai strategi untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. Tak hanya sekadar membangun fisik bandara, negara-negara seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam juga bersinergi dengan pelonggaran kebijakan visa. Kombinasi keduanya menjadi jurus ampuh untuk mendongkrak sektor pariwisata yang sempat lesu akibat pandemi.

Singapura Bangun Terminal Raksasa untuk Masa Depan

Singapura menunjukkan keseriusannya dalam menyambut lonjakan wisatawan dengan memulai pembangunan Terminal 5 Bandara Changi. Proyek ambisius ini menempati lahan seluas 1.080 hektare, dan ditargetkan selesai serta siap beroperasi pada pertengahan 2030-an. Kapasitas Bandara Changi nantinya akan meningkat drastis, dari semula 90 juta penumpang menjadi 140 juta penumpang setiap tahunnya.

Sebagai informasi, Bandara Changi telah lama dikenal sebagai salah satu bandara terbaik di dunia, bahkan kembali dinobatkan sebagai bandara terbaik dunia tahun 2025. Tak heran, Singapura sangat berani menginvestasikan masa depan pariwisatanya melalui proyek infrastruktur berskala besar.

Vietnam Tak Mau Ketinggalan: Dua Bandara Jadi Andalan

Tak kalah agresif, Vietnam juga memperlihatkan langkah nyata dalam pengembangan sektor transportasi udaranya. Pada bulan lalu, Terminal 3 Bandara Internasional Tan Son Nhat di Kota Ho Chi Minh resmi dibuka untuk melayani penerbangan domestik. Terminal baru ini dibangun dengan investasi senilai US$430 juta atau sekitar Rp7 triliun, dan mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun.

Seluruh penerbangan domestik milik Vietnam Airlines sudah dipindahkan ke terminal ini sejak 17 Mei lalu. Tak hanya itu, Vietnam kini tengah mengerjakan proyek besar lainnya, yakni pembangunan Bandara Internasional Long Thanh di Provinsi Dong Nai. Bandara ini dirancang untuk menjadi pengganti Tan Son Nhat sebagai hub utama penerbangan di Vietnam.

Tahap awal proyek Long Thanh dijadwalkan selesai pada 2026, dengan infrastruktur yang mencakup satu landasan pacu, terminal penumpang, serta fasilitas penunjang lainnya. Saat beroperasi penuh, bandara ini ditargetkan bisa menampung 25 juta penumpang setiap tahun.

Thailand Dorong Ekspansi Besar-Besaran di Suvarnabhumi

Thailand juga tidak tinggal diam. Pemerintah setempat telah membuka landasan pacu ketiga di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, pada September 2024, dan sebelumnya sudah meluncurkan terminal satelit untuk memperluas kapasitas. Upaya ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Thailand untuk menjadikan negaranya sebagai pusat transit dan pariwisata global.

Menurut laporan dari VN Express, Thailand bahkan sudah menyiapkan rencana ekspansi tambahan ke arah timur pada tahun 2027. Tujuannya tentu memperbesar kapasitas bandara demi mengakomodasi pertumbuhan penumpang yang terus meningkat.

Visa Dipermudah, Wisatawan Diasah Minatnya

Ketiga negara tersebut — Singapura, Vietnam, dan Thailand — juga telah mengambil langkah strategis dengan melonggarkan aturan visa. Kebijakan ini membuat akses wisatawan asing menjadi jauh lebih mudah, sekaligus memperbesar daya tarik sektor pariwisata di mata dunia. Mereka paham betul bahwa kemudahan akses menjadi kunci dalam memenangkan kompetisi pariwisata internasional.

Indonesia: Banyak Rencana, Sedikit Aksi

Berbeda dengan negara tetangga, Indonesia justru tampak berhenti sejenak dalam geliat pembangunan bandara. Rencana pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta, yang sempat digagas sebelumnya, kini dibatalkan. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pengembangan terminal-terminal yang sudah ada — yakni Terminal 1, 2, dan 3 — dianggap lebih efisien secara anggaran dan operasional.

Menurut perhitungan, pembangunan Terminal 4 diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp14 triliun, sedangkan optimalisasi tiga terminal yang telah eksis hanya memerlukan sekitar Rp1 triliun. Alasan ini menjadi dasar pemerintah untuk memilih efisiensi daripada ekspansi.

Namun, keputusan ini menuai tanda tanya besar. Di tengah tren ekspansi besar-besaran yang dilakukan negara-negara tetangga, apakah Indonesia tidak khawatir tertinggal?

Apa Risiko Jika Indonesia Tidak Ikut Berlomba?

Dalam dunia pariwisata dan penerbangan internasional, kecepatan dan kenyamanan menjadi dua hal utama yang dicari wisatawan. Infrastruktur yang terbatas dan pelayanan yang padat berisiko membuat turis memilih transit atau berlibur ke negara lain. Apalagi ketika negara-negara tetangga sudah lebih dulu membuka pintu mereka dengan fasilitas dan kebijakan yang jauh lebih menarik.

Indonesia sebenarnya punya potensi luar biasa sebagai destinasi wisata global — mulai dari Bali, Labuan Bajo, Yogyakarta, hingga Raja Ampat. Tapi tanpa dukungan infrastruktur bandara yang memadai dan sistem transportasi udara yang efisien, potensi itu bisa sulit dikembangkan secara maksimal.

Melihat geliat pembangunan bandara di Asia Tenggara, satu hal menjadi jelas: persaingan di sektor pariwisata kini tak hanya soal destinasi, tapi juga soal akses dan infrastruktur. Saat negara lain mempermudah pintu masuk dan memperluas kapasitas penerbangan, Indonesia justru menahan diri.

Pertanyaannya, apakah ini keputusan yang bijak dalam jangka panjang? Atau justru kita sedang perlahan tertinggal dari mereka yang sudah lebih dulu berlari?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved