Sumber foto: Canva

Negara Mana yang Paling Berbahaya untuk Dikunjungi?

Tanggal: 26 Jul 2025 09:26 wib.
Mengunjungi berbagai belahan dunia adalah impian banyak orang. Namun, sebelum merencanakan perjalanan, memahami tingkat keamanan di destinasi tujuan menjadi hal yang mutlak. Tidak ada negara yang sepenuhnya bebas risiko, tetapi ada beberapa wilayah di dunia yang secara konsisten masuk daftar sebagai tempat paling berbahaya untuk dikunjungi. Tingkat bahaya ini tidak hanya diukur dari angka kriminalitas, tetapi juga stabilitas politik, konflik bersenjata, ancaman terorisme, hingga potensi bencana alam atau krisis kesehatan.

Wilayah Konflik dan Ketidakstabilan Politik: Ancaman Nyata

Negara-negara yang sedang atau pernah dilanda konflik bersenjata, baik internal maupun eksternal, biasanya menduduki peringkat teratas dalam daftar berbahaya. Di wilayah seperti Timur Tengah dan sebagian Afrika, konflik berkepanjangan seringkali menyebabkan kehancuran infrastruktur, perpindahan penduduk besar-besaran, dan lemahnya penegakan hukum. Contoh negara yang sering disebut dalam kategori ini meliputi:

Yaman: Konflik sipil yang berkepanjangan sejak 2015 telah menciptakan krisis kemanusiaan yang parah, kelaparan, dan kehancuran infrastruktur. Kekerasan meluas dan stabilitas sangat rendah.

Suriah: Sejak 2011, Suriah telah dilanda perang saudara yang menghancurkan, dengan berbagai kelompok bersenjata yang beroperasi, menjadikannya sangat tidak aman bagi warga sipil maupun pengunjung.

Sudan dan Sudan Selatan: Kedua negara ini terus bergulat dengan konflik internal, kekerasan antarkomunitas, dan ketidakstabilan politik yang menyebabkan ribuan kematian dan jutaan pengungsi.

Republik Demokratik Kongo: Meskipun kaya sumber daya alam, negara ini memiliki sejarah panjang konflik bersenjata, kekerasan, dan kejahatan di berbagai wilayahnya.

Di negara-negara tersebut, risiko penculikan, serangan teroris, kekerasan bersenjata, dan pelanggaran hak asasi manusia sangat tinggi. Layanan darurat dan infrastruktur dasar seringkali tidak berfungsi, membuat bantuan sulit dijangkau jika terjadi masalah.

Ancaman Terorisme dan Kejahatan Tingkat Tinggi

Selain konflik bersenjata, ancaman terorisme dan tingkat kejahatan kekerasan yang ekstrem juga menjadi penentu bahaya suatu negara. Beberapa negara mungkin tidak dalam perang saudara, tetapi memiliki kelompok teroris aktif atau tingkat kejahatan terorganisir yang sangat tinggi.

Afghanistan: Meskipun konflik besar telah mereda di beberapa wilayah, situasi keamanan tetap sangat rapuh dengan kehadiran kelompok teroris dan risiko serangan.

Irak: Meski ada upaya stabilisasi, ancaman terorisme dan kekerasan sektarian masih menjadi perhatian utama di banyak bagian negara ini.

Mali dan Niger: Kedua negara ini menghadapi tantangan serius dari kelompok ekstremis dan kegiatan teroris di wilayah Sahel Afrika, menjadikan perjalanan sangat berisiko.

Venezuela: Kondisi ekonomi yang runtuh menyebabkan tingkat kejahatan yang sangat tinggi, termasuk perampokan bersenjata, penculikan, dan kekerasan jalanan, terutama di kota-kota besar.

Meksiko (beberapa wilayah): Meskipun destinasi wisata populer, beberapa wilayah di Meksiko sangat berbahaya karena perang kartel narkoba dan kejahatan terorganisir yang melibatkan kekerasan ekstrem.

Bahkan di negara yang secara keseluruhan dianggap aman, ada wilayah tertentu yang memiliki "zona merah" dengan tingkat risiko yang sangat tinggi, misalnya karena aktivitas geng kriminal atau kelompok bersenjata.

Faktor Lain yang Meningkatkan Risiko

Selain konflik dan kejahatan, ada faktor-faktor lain yang juga dipertimbangkan dalam menentukan tingkat bahaya suatu negara:

Infrastruktur Kesehatan yang Buruk: Negara dengan sistem kesehatan yang tidak memadai dapat menjadi berbahaya jika terjadi keadaan darurat medis, terutama bagi wisatawan yang tidak terbiasa dengan penyakit lokal.

Bencana Alam: Beberapa negara sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, atau badai dahsyat. Meskipun tidak bisa diprediksi, risiko ini tetap harus dipertimbangkan.

Kekerasan Komunal atau Sosial: Ketegangan etnis, agama, atau politik dapat sewaktu-waktu memicu kerusuhan dan kekerasan yang tidak terduga.

Pembatasan Hukum dan Diskriminasi: Beberapa negara mungkin memiliki hukum yang sangat ketat atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu (misalnya, LGBTQ+, perempuan, atau minoritas agama/etnis), yang bisa menimbulkan risiko bagi pengunjung.

Penting untuk diingat bahwa daftar negara paling berbahaya ini seringkali disusun berdasarkan laporan dari organisasi internasional seperti Institute for Economics and Peace (yang merilis Global Peace Index), lembaga analisis risiko seperti International SOS, atau peringatan perjalanan dari pemerintah negara-negara besar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved