NATO Peringatkan Konsekuensi Dukungan China Terhadap Perang Rusia

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengingatkan China atas dukungannya yang terus berlanjut untuk Rusia di tengah perangnya di Ukraina. Menurut Stoltenberg, tindakan China dalam menopang ekonomi perang Rusia tidak hanya tidak masuk akal, tetapi juga memicu tantangan ancaman bagi sekutu NATO, khususnya di Eropa. Pernyataan ini disampaikannya kepada wartawan di Ottawa, di mana ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Selama pertemuan dengan Trudeau, Stoltenberg membahas persiapan akhir untuk KTT NATO di Washington bulan depan. Dia juga memuji status Kanada sebagai sekutu NATO. Selain itu, Stoltenberg menekankan pentingnya persatuan di antara sekutu NATO di tengah semakin bersatunya kekuatan otoriter seperti Rusia, Korea Utara, Iran, dan China.

Selain itu, Stoltenberg menyoroti pentingnya kerja sama erat dengan mitra-mitra NATO di Asia Pasifik, seperti Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia. Dia mengingatkan bahwa keselarasan antara Rusia, China, dan Korea Utara harus dihadapi dengan kerja sama yang lebih erat antara NATO dan mitra-mitra di Asia Pasifik.

Terkait dengan perilaku China yang mendukung Rusia, Stoltenberg menegaskan bahwa tindakan tersebut akan memiliki konsekuensi. Hal ini menunjukkan keseriusan NATO dalam menanggapi dukungan yang diberikan oleh China terhadap Rusia dalam konflik di Ukraina.

Stoltenberg juga mengungkapkan keinginannya untuk mendengar rencana Kanada terkait pemenuhan target aliansi untuk membelanjakan minimal 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan. Dia mendesak para sekutu NATO untuk mencapai target tersebut dan menekankan pentingnya belanja pertahanan dalam mencegah perang.

Selain itu, Stoltenberg juga menerima penghargaan Louis St. Laurent Award of Excellence atas kontribusinya untuk perdamaian dan keamanan, yang diselenggarakan oleh Asosiasi NATO Kanada dan Asosiasi Parlemen NATO Kanada.