Nasib Warga Gaza Saat Merayakan Idul Fitri
Tanggal: 11 Apr 2024 06:47 wib.
Idul Fitri, yang seharusnya menjadi momen istimewa untuk dirayakan bersama keluarga dan sahabat, datang dengan "wajah asing" di Palestina. Bagaimana tidak, warga Gaza dan wilayah pendudukan lain menyambut Lebaran dengan kelaparan, bom, dan peluru serangan militer Israel yang bertubi-tubi.
Sebagai contoh, melansir Financial Times pada Selasa (9/4/2024), menyebutkan bahwa di sepanjang jalan gurun terpencil pada akhir Maret 2024 terdapat barisan truk yang hampir tidak bergerak. Hal ini menggambarkan perjuangan sehari-hari untuk memberi makan warga Gaza selama serangan Israel. Bantuan kemanusiaan yang seharusnya diterima warga Gaza pun sudah melalui penyeberangan, namun sebagian besar bantuan masih tertahan di sisi perbatasan yang berlawanan dengan posisi warga Palestina yang berada di ambang kelaparan.
Antrean truk sepanjang empat kilometer membawa 14 ribu ton barang, setara dengan 19 juta makanan siap saji. Proses pengantaran bantuan ini memakan waktu lebih dari tiga hari, jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan laju penyeberangan yang biasa terjadi pada Maret dan April 2024. Pada hari-hari buruk, antrean truk bahkan dapat meregang hingga mencapai bandara El Arish di Mesir, yang berjarak 50 km dari perbatasan.
Lebih jauh lagi, lebih banyak bantuan menunggu di depot-depot di Mesir, namun hanya sedikit bantuan kemanusiaan yang bisa masuk atau didistribusikan di Gaza setiap hari, jauh di bawah perkiraan yang sebenarnya dibutuhkan oleh warga di wilayah kantong tersebut.
Kondisi Gaza saat ini memang sangat memprihatinkan. Selain masalah kelaparan, serangan bom dan peluru dari militer Israel juga turut mewarnai perayaan Idul Fitri di wilayah tersebut. Situasi ini sangat memengaruhi kenyamanan dan keamanan warga Gaza, terutama dalam menjalani ibadah dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Palestina menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Gaza mencapai 50% pada tahun 2024, sementara kemiskinan melanda lebih dari 53% penduduknya. Situasi ini semakin diperparah dengan adanya blokade ekonomi yang diberlakukan oleh Israel, yang membuat sulitnya akses terhadap bantuan dan kebutuhan pokok bagi warga Gaza.
Di sisi lain, PBB juga telah mengingatkan bahwa persediaan makanan dan air di Gaza semakin menipis, dan sulitnya pergerakan barang-barang kebutuhan pokok di wilayah tersebut membuat kondisi kemanusiaan semakin terpuruk. Bantuan yang masih tertunda di depot-depot di Mesir seharusnya segera didistribusikan ke Gaza demi meringankan beban warga yang tengah memasuki bulan suci Ramadhan.
Saat perayaan Idulfitri, seharusnya kehangatan keluarga, kebersamaan, dan kebahagiaan senantiasa berjalan bersamaan. Namun, bagi warga Gaza, realitasnya jauh dari kata bahagia. Mereka harus berhadapan dengan ketidakpastian hidup, kekurangan pangan, dan ancaman keamanan yang menghantui setiap langkah mereka.
Lebih dari sekadar isu kemanusiaan, situasi di Gaza juga menyeret dampak psikologis yang sangat berat bagi penduduknya, terutama anak-anak yang terbiasa hidup dalam ketakutan dan kecemasan akibat seringnya terjadi bentrokan antara militer Israel dan kelompok-kelompok perlawanan. Keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan sarana publik lainnya juga menjadi beban tersendiri bagi generasi muda Gaza.
Maka dari itu, dunia internasional perlu segera bertindak untuk meredakan penderitaan yang tengah dialami oleh warga Gaza. Solusi jangka pendek berupa distribusi bantuan kemanusiaan dan penghentian serangan militer sangat dibutuhkan demi memberikan rasa aman dan kepastian hidup bagi masyarakat di wilayah yang bergolak ini.
Selain itu, perlunya dibuka akses untuk perdamaian dan negosiasi yang menghargai hak asasi manusia bagi warga Palestina, yakni hak untuk hidup layak, dilindungi dari serangan militer, dan berhak mendapatkan keadilan serta kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri dan bangsa mereka.
Diharapkan dengan terus diberikan perhatian dan dukungan dari kontributor kemanusiaan dan pihak terkait, kondisi Gaza dapat segera berangsur membaik. Langkah konkret untuk mengakhiri blokade ekonomi, mendistribusikan bantuan kemanusiaan dengan cepat dan tepat, serta memastikan keamanan warga Gaza harus menjadi prioritas utama dalam agenda internasional, demi mewujudkan hak asasi manusia yang berlaku untuk semua, tanpa terkecuali. Dengan demikian, semoga kedamaian dan kebahagiaan benar-benar dapat terwujud bagi seluruh masyarakat Gaza, terutama di momen-momen yang seharusnya diisi dengan kehangatan dan kasih sayang, seperti saat merayakan Idul Fitri.
Peran dunia internasional sangatlah penting dalam memberikan solusi atas masalah kemanusiaan yang dihadapi oleh penduduk Gaza. Semoga dengan dukungan yang terus menerus, kehidupan mereka bisa kembali sejahtera, damai, dan bahagia, seperti mestinya dalam merayakan Idulfitri.