Murka Iran Gegara Israel Tuduh Hizbullah Ngebom Golan, Ultimatum 3 Hal: Kami Tak Takut
Tanggal: 29 Jul 2024 09:49 wib.
Iran turun tangan karena Israel menyebut Hizbullah menjadi aktor di balik serangan roket di Golan pada Sabtu (27/7/2024). Melalui duta besarnya untuk Lebanon, Mojtaba Amani, Iran menjawab tuduhan Israel yang juga menganggap Iran membersamai Hizbullah meluncurkan serangan ke kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan.
Dalam serangan itu, pihak berwenang Israel mengklaim 12 orang, termasuk anak-anak tewas dalam serangan roket di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu. Duta Besar Iran Mojtaba Amani menulis di akun X tentang sikap Iran atas perlakuan Israel seperti dikutip dari Shafaq.
Amani menguraikan tiga hal yang disebutnya 'tiga larangan'."Pertama, kami tidak memperkirakan peluncurannya, dan kami menganggap peluangnya sangat kecil karena persamaan gaya yang diterapkan."“Kami tidak menginginkannya karena Republik Islam Iran selalu berupaya meredakan ketegangan di kawasan"."Kami tidak takut, dalam arti sebenarnya, dan musuh-musuh kami dapat membayangkan apa yang dapat kami lakukan dengan kekuatan, kemampuan, dan pertahanan perlawanan kami."
Ia juga menyebut khususnya untuk Israel karena menyalahkan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran atas serangan terhadap Majdal Shams, dan bersumpah bahwa kelompok tersebut akan membayar harga yang mahal atas serangan tersebut.
Bantahan Hizbullah
Mehr melaporkan, situs web berbahasa Ibrani yakni Ynet mengumumkan Hizbullah telah menjalin komunikasi dengan PBB atas tuduhan Israel. Peringatan Hizbullah datang beberapa jam setelah Israel memojokkan Hizbullah. Surat kabar Ynet mengutip sumber-sumber Lebanon, mengabarkan bahwa Hizbullah telah memberi tahu UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian internasional yang bertanggung jawab menjaga perdamaian di Lebanon selatan, bakal merespons setiap tindakan Israel.
Bahkan jika tindakan tersebut akan menimbulkan gejolak termasuk perang habis-habisan. Hizbullah sepenuhnya membantah terlibat dan bertanggung jawab atas serangan mematikan di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah, yang bertentangan dengan klaim Israel mengenai masalah tersebut. Sumber lokal di Dataran Tinggi Golan mengatakan bahwa serangan itu disebabkan oleh pencegat anti-roket Israel yang menghantam lapangan sepak bola.
Balas Dendam Israel
Israel dilaporkan telah memulai serangan balasannya terhadap Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu (28/7/2024) pagi waktu setempat. Ledakan terdengar di kota pesisir Tyre dan beberapa desa di sepanjang perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dan Lebanon selatan. Sejumlah lokasi yang terkena serangan Israel di antaranya, Kota pelabuhan Tyre di Lebanon selatan, Kota Abbasiya di dekat Tyre, Burj al-Shemali di dekat Tyre yang menjadi lokasi kamp pengungsi Palestina.
Selain itu, serangan tersebut juga menghantam sebuah ladang di antara kota Chmistar dan Taraiyya di Lembah Bekaa, yang menjadi benteng Hizbullah di Lebanon timur, seperti diberitakan Al Jazeera. Sebelumnya, militer Israel mengancam akan membalas serangan roket Hizbullah yang menewaskan 12 orang dan melukai 40 orang di lapangan bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024).
Hizbullah membantah terlibat dan bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Kelompok tersebut mengatakan roket itu jatuh karena sistem pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.
Sementara militer Israel menuduh Hizbullah bertanggung jawab dan berjanji akan membalas serangan tersebut."Informasi intelijen kami jelas. Hizbullah bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak dan anak laki-laki yang tidak bersalah," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari di akun X @IDF, Sabtu."Apa yang terjadi di Majdal Shams sangat berbahaya dan kami akan merespons dengan cara yang tepat," tambahnya.
Sebelumnya, militer Israel mengklaim setidaknya ada 40 proyektil yang diluncurkan dari Lebanon selama 3 serangan terpisah pada Sabtu kemarin, di mana salah satunya jatuh di Majdal Shams, Golan. Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah. Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.258 jiwa dan 90.589 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (27/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency. Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023. Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.