Misi Shenzhou 20: China Siapkan Langkah Besar Menuju Bulan dan Mars, Apa yang Terjadi di Tiangong?
Tanggal: 27 Apr 2025 15:24 wib.
China kembali membuat gebrakan di dunia luar angkasa dengan meluncurkan tiga astronaut menuju stasiun luar angkasa Tiangong. Misi ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian penting dari ambisi besar China untuk mengirimkan manusia ke bulan dan, dalam jangka panjang, menjelajah Mars.
Dilaporkan oleh NBC News, pesawat luar angkasa Shenzhou 20 meluncur dengan sukses menggunakan roket andalan Long March 2F dari Pusat Peluncuran Jiuquan, yang terletak di tepi Gurun Gobi, barat laut China. Peluncuran berlangsung tepat waktu pada pukul 17.17 waktu setempat pada Jumat, 25 April 2025. Diperkirakan, Shenzhou 20 akan membutuhkan sekitar 6,5 jam untuk mencapai stasiun luar angkasa Tiangong.
Roket Long March 2F sendiri telah menjadi tulang punggung banyak misi luar angkasa China. Setelah kru baru bergabung, pesawat Shenzhou 20 akan tetap mengorbit sebelum nantinya membawa pulang kru sebelumnya kembali ke Bumi, menandai proses pergantian kru yang berjalan mulus.
Stasiun Luar Angkasa Tiangong: Bukti Ambisi China di Antariksa
Tiangong, yang berarti “Istana Surgawi,” menjadi simbol kemandirian dan kekuatan China dalam bidang luar angkasa. Stasiun ini dibangun sepenuhnya oleh China setelah negara tersebut dikeluarkan dari program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), akibat kekhawatiran keamanan dari pihak Amerika Serikat.
Dengan tiga modul yang saling terhubung, Tiangong dilengkapi berbagai fasilitas canggih. Salah satu fitur kontroversial adalah lengan robotik raksasa yang terpasang di stasiun ini. Keberadaan lengan tersebut sempat memunculkan kekhawatiran di kalangan pengamat internasional, karena berpotensi digunakan untuk mengintervensi satelit atau kendaraan antariksa lain dalam situasi konflik.
Meskipun demikian, perkembangan Tiangong tetap menjadi bukti konkret kemajuan pesat program luar angkasa China. Sejak pertama kali meluncurkan astronaut ke luar angkasa pada 2003, China telah mencapai berbagai pencapaian penting, termasuk mengirim penjelajah ke Mars dan mengoperasikan rover di sisi jauh bulan yang jarang tersentuh misi manusia.
Menuju Pendaratan Manusia di Bulan
China kini tengah membidik target ambisius: mengirimkan astronaut ke bulan sebelum tahun 2030. Program luar angkasa negeri Tirai Bambu ini berada di bawah pengawasan langsung Tentara Pembebasan Rakyat, cabang militer dari Partai Komunis China. Langkah ini menegaskan bahwa eksplorasi ruang angkasa tidak hanya menjadi prestasi ilmiah, melainkan juga bagian dari strategi geopolitik jangka panjang.
Keberhasilan misi Shenzhou 20 akan menjadi batu loncatan penting dalam mewujudkan rencana tersebut. Dengan memperkuat kapabilitas di orbit rendah Bumi, China menyiapkan fondasi teknis dan pengalaman manusia untuk misi-misi eksplorasi lebih jauh.
Kru Shenzhou 20: Misi Penuh Pengalaman dan Tantangan Baru
Misi Shenzhou 20 dipimpin oleh Chen Dong, seorang astronaut berpengalaman yang kini menjalani penerbangan luar angkasa ketiganya. Bersamanya, ada dua astronaut lain yang akan melakukan misi luar angkasa pertamanya: Chen Zhongrui, seorang pilot tempur, dan Wang Jie, seorang insinyur berbakat.
Menariknya, berbeda dengan beberapa misi sebelumnya yang melibatkan astronaut perempuan, kru Shenzhou 20 kali ini sepenuhnya beranggotakan laki-laki. Mereka ditugaskan untuk menggantikan tiga astronaut yang telah bertugas di Tiangong sejak Oktober tahun lalu. Kru sebelumnya sudah menghabiskan 175 hari di luar angkasa, dan dijadwalkan kembali ke Bumi pada 29 April 2025, setelah sempat melakukan pertemuan singkat dengan pengganti mereka.
Tugas dan Eksperimen di Tiangong
Selama menetap di Tiangong selama sekitar enam bulan, kru Shenzhou 20 akan melakukan berbagai eksperimen penting, terutama di bidang ilmu kedokteran dan teknologi canggih. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pemahaman tentang dampak jangka panjang kondisi luar angkasa terhadap tubuh manusia serta menguji teknologi baru yang nantinya bisa diterapkan dalam misi eksplorasi jarak jauh.
Selain penelitian ilmiah, mereka juga dijadwalkan melakukan beberapa aktivitas di luar wahana atau spacewalk. Aktivitas ini diperlukan untuk pemeliharaan rutin stasiun serta pemasangan peralatan baru yang akan meningkatkan kapabilitas operasional Tiangong.
Tiangong: Masa Depan Basis Manusia di Orbit
Dengan kapasitas maksimal untuk menampung hingga enam astronaut secara bersamaan, Tiangong kini menjadi salah satu platform penelitian luar angkasa paling aktif di dunia. Stasiun ini berpotensi menjadi basis penting untuk kolaborasi ilmiah internasional di masa depan, terutama jika ketegangan geopolitik bisa dikelola dengan baik.
Keseriusan China dalam mengembangkan teknologi luar angkasa juga memperlihatkan bahwa kompetisi antariksa abad ke-21 akan semakin ketat. Selain Amerika Serikat dan Rusia, kini China benar-benar menjadi kekuatan baru yang tak bisa diabaikan dalam perlombaan ke luar angkasa.
Dengan peluncuran Shenzhou 20, dunia kini menantikan langkah-langkah berikutnya dari China. Akankah mereka benar-benar berhasil menjejakkan kaki di bulan sebelum 2030? Dan apakah Tiangong akan menjadi awal dari kehadiran permanen manusia di luar orbit Bumi?
Satu hal yang pasti, perjalanan eksplorasi luar angkasa kini memasuki babak baru yang semakin menarik untuk diikuti.