Mirip Nyamuk, Drone Mikro Mata-Mata Buatan China Siap Mengintai Tanpa Terdeteksi
Tanggal: 30 Jun 2025 22:14 wib.
China kembali menunjukkan tajinya di bidang teknologi militer dengan memperkenalkan inovasi luar biasa dalam bentuk drone pengintai ultra-mini yang menyerupai seekor nyamuk. Inovasi ini dikembangkan oleh National University of Defence Technology (NUDT), sebuah lembaga riset militer ternama yang berbasis di Hunan.
Drone unik ini secara mengejutkan memiliki ukuran dan bentuk menyerupai nyamuk sungguhan, dengan panjang hanya sekitar 2 sentimeter dan bobot hanya 0,3 gram. Dibuat dengan desain bionik, drone ini dilengkapi dua sayap kecil yang mampu mengepak hingga 500 kali per detik serta tiga kaki tipis menyerupai rambut manusia. Meski terlihat mungil, fungsinya tak main-main—drone ini dirancang untuk melakukan pengintaian rahasia di wilayah konflik.
Perangkat ini dikendalikan secara jarak jauh menggunakan ponsel pintar, membuatnya semakin praktis dan sulit terdeteksi. Dalam siaran langsung stasiun militer China, CCTV 7, seorang mahasiswa NUDT bernama Liang Hexiang memamerkan langsung kemampuan alat tersebut. “Robot ini tampak dan bergerak seperti nyamuk. Ideal untuk misi penyadapan dan operasi militer rahasia di medan perang,” jelasnya.
Pengembangan drone mikro ini memang mencerminkan ambisi China untuk menjadi pemimpin teknologi militer global, dengan menargetkan keunggulan di medan tempur melalui perangkat canggih dan berukuran mini.
Selain drone berbentuk nyamuk, tim peneliti NUDT juga memamerkan varian drone mikro lainnya yang memiliki empat sayap dan kemampuan terbang yang lebih stabil. Drone ini juga dapat dikendalikan melalui smartphone, memberi fleksibilitas tinggi dalam operasi di lapangan.
Meski belum dijelaskan secara detail jenis data yang mampu dikumpulkan oleh perangkat ini, para analis militer menyebutkan bahwa ukurannya yang sangat kecil menjadikan drone ini hampir mustahil terdeteksi oleh radar konvensional. Hal ini tentu menjadikannya alat yang sangat efektif untuk kegiatan mata-mata dan misi militer tanpa jejak.
Fenomena penggunaan drone mikro dalam strategi perang modern sebenarnya bukan hal baru. Beberapa negara lain juga telah mengembangkan teknologi serupa, terutama untuk tujuan intelijen dan pengawasan tersembunyi.
Salah satu contoh yang telah digunakan secara luas adalah Black Hornet, drone mini berbentuk helikopter yang dikembangkan oleh Norwegia. Perangkat ini memiliki ukuran sebesar telapak tangan dan telah diadopsi oleh militer Amerika Serikat dan pasukan NATO lainnya. Black Hornet dilengkapi dengan kamera optik dan pencitraan termal untuk mengintai secara diam-diam di lingkungan urban maupun hutan lebat.
Selain itu, Amerika Serikat sejak tahun 2006 telah mengembangkan proyek futuristik bernama HI-MEMS (Hybrid Insect Micro-Electro-Mechanical Systems) yang bertujuan menciptakan serangga cyborg. Proyek ini dilakukan oleh DARPA, lembaga riset militer AS, dengan cara menanamkan sistem mikro ke dalam tubuh serangga hidup untuk mengendalikannya secara jarak jauh.
Apa yang dilakukan China dengan drone nyamuk ini menunjukkan bahwa persaingan teknologi militer kini tidak lagi hanya soal senjata besar dan rudal antar-benua, tetapi juga mencakup penguasaan atas teknologi pengintaian ultra-kecil yang bisa menyusup tanpa disadari. Dalam era perang informasi dan siber, perangkat seperti ini menjadi game-changer yang mampu mengubah dinamika strategi militer.
Meski pemanfaatan drone nyamuk ini masih dalam tahap pengujian dan pengembangan, para pengamat meyakini bahwa produksi massal dan penggunaan nyata di medan perang bukanlah hal yang mustahil di tahun-tahun mendatang. Apalagi mengingat ambisi China dalam mengintegrasikan teknologi Artificial Intelligence (AI), robotika, dan mikro-elektronik ke dalam sistem pertahanan mereka.
Kehadiran teknologi seperti ini juga memunculkan pertanyaan etika dan keamanan. Sejauh mana negara-negara dapat mengontrol penggunaan perangkat pengintai mikro seperti ini? Apakah cukup hanya dengan regulasi internasional? Atau akan muncul era baru di mana serangga robotik menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap operasi intelijen global?
Dengan semakin majunya teknologi seperti ini, batas antara fiksi ilmiah dan kenyataan menjadi semakin kabur. Drone berukuran nyamuk kini bukan lagi mimpi masa depan, tetapi telah menjadi bagian dari realitas baru dalam strategi militer dunia.