Mesir Tambah Pasukan Perbatasan di Tengah Ketegangan dengan Israel
Tanggal: 19 Mei 2024 21:15 wib.
Mesir dilaporkan telah mengerahkan pasukan tambahan beserta kendaraan pengangkut personel lapis baja ke perbatasannya dengan Jalur Gaza pekan ini. Dilansir dari Middle East Eye, pengerahan ini terjadi di tengah ketegangan Mesir dan Israel dalam beberapa waktu terakhir.
Keberadaan lima belas kendaraan pengangkut yang dilengkapi peralatan tempur terlihat oleh sejumlah penduduk Sheikh Zuweid di Sinai. Kendaraan lapis baja itu disebut mengarah ke perbatasan Sinai-Gaza pada Rabu (15/5) malam. Yayasan Hak Asasi Manusia Sinai pada Kamis (16/5) melaporkan konvoi kendaraan lapis baja lainnya juga terlihat tiba di desa Al-Joura, selatan Sheikh Zuweid.
Sejak serangan terbatas kota Rafah, selatan Gaza, oleh pasukan Zionis pada 6 Mei lalu, Mesir bersitegang dengan Israel. Serangan tersebut berujung pada diambil alihnya perbatasan Rafah dari sisi Palestina oleh Israel. Menurut seorang sumber militer Mesir, Israel tidak mengoordinasikan operasi tersebut dengan Kairo. Akibatnya, Mesir pun terpaksa menutup perbatasan Rafah dari sisinya dan bersiaga.
Dampak dari penutupan ini adalah tidak adanya bantuan kemanusiaan yang bisa masuk ke Gaza. Di tengah kondisi ini, Israel justru menuduh Mesir memblokade jalur masuk bantuan dan menyebabkan warga Gaza kelaparan. Mesir menyalahkan balik Israel atas serbuannya pada 6 Mei lalu.
Pada Selasa (14/5), Wall Street Journal melaporkan bahwa Kairo sedang mempertimbangkan penarikan duta besar mereka dari Israel. Bahkan, Mesir juga dikabarkan akan menarik diri dari posisi mediator negosiasi gencatan senjata Hamas-Israel. Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan Israel terus menghindari upaya gencatan senjata di Jalur Gaza dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Bahrain pada Kamis (16/5).
El-Sisi menyalahkan Israel yang terus melarikan diri dari tanggung jawabnya dan menghindari upaya yang dilakukan untuk mencapai gencatan senjata. Dia juga menekankan bahwa mereka yang berpikir solusi keamanan dan militer mampu mengamankan kepentingan atau mencapai keamanan adalah orang yang mengalami delusi.
Dengan meningkatnya ketegangan antara Mesir dan Israel, ada kekhawatiran akan memanasnya situasi di wilayah tersebut. Meskipun belum ada konflik terbuka antara kedua negara, peningkatan kekuatan militer di perbatasan bisa menjadi pemicu potensial bagi eskalasi. Ini juga dapat menimbulkan kekhawatiran bagi penduduk di wilayah tersebut, terutama di Gaza yang terus menerus mengalami konsekuensi dari ketegangan antara Mesir dan Israel.
Menanggapi situasi ini, sejumlah negara dan lembaga internasional telah menyerukan agar kedua belah pihak dapat menenangkan situasi dan mencari solusi diplomatik yang akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Komunitas internasional juga diharapkan dapat memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang sangat membutuhkan.
Dalam menghadapi ketegangan ini, Mesir perlu menyusun strategi yang kokoh dan arif agar situasi tidak berujung pada konflik terbuka. Diplomasi dan dialog yang efektif merupakan kunci untuk menyelesaikan perselisihan antara Mesir dan Israel tanpa perlu mempertaruhkan keselamatan warga sipil di wilayah tersebut. Kedua negara juga perlu bekerjasama dengan komunitas internasional untuk menemukan solusi yang dapat memenuhi kepentingan keduanya serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.