Menteri Israel Berencana Kembali Serbu Masjid Al-Aqsa: Ancaman Serius bagi Kedamaian
Tanggal: 5 Jun 2024 05:09 wib.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, kembali menyatakan rencana untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa. Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara dengan Israeli Army Radio, di mana Ben-Gvir menyatakan bahwa warga Israel akan melakukan pawai yang direncanakan melewati Muslim Quarter dan Gerbang Damaskus di Kota Tua, Yerusalem Timur.
Dalam wawancara tersebut, Ben-Gvir dengan tegas menyatakan bahwa pawai tersebut akan terus dilakukan meski mendapat kemarahan dari pihak lain. Dia bahkan mengatakan bahwa pawai ini adalah upaya untuk menegaskan hak milik Israel terhadap Tanah Suci, terlepas dari apapun yang dipikirkan oleh pihak lain.
Pawai yang dimaksud adalah 'Pawai Bendera', sebuah ritual peringatan atas penangkapan Yahudi di Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel pada tahun 1967. Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Israel yang kemudian dijadikan sebagai acara peringatan tahunan oleh para pemukim Yahudi.
Pawai ini dijadwalkan akan digelar pada Rabu (5/6) dengan pengamanan yang dilakukan oleh sekitar 3.000 polisi Israel. Dalam pawai tersebut, para pemukim akan berbaris dan berjalan melalui daerah-daerah Palestina di kota itu sambil mengibarkan bendera Israel. Namun, tak jarang terjadi insiden penyerangan terhadap warga Palestina maupun properti mereka.
Ben-Gvir menegaskan bahwa upaya ini adalah bagian dari strategi mereka untuk menegaskan kembali keberadaan Israel di wilayah tersebut. Sejak lama, dia telah melakukan provokasi terhadap warga Palestina dan seringkali terlibat dalam aksi-aksi yang menimbulkan ketegangan di Masjid Al-Aqsa.
Dalam konteks konflik yang tengah berlangsung di Gaza, Ben-Gvir pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait pemotongan bantuan dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Dia menegaskan bahwa langkah tersebut perlu dilakukan untuk menguji reaksi pihak Palestina.
Namun, seruan untuk menjaga kedamaian dan menahan diri dalam situasi konflik justru semakin terpinggirkan dengan adanya rencana pawai tersebut. Kendati demikian, kepolisian Israel menyatakan bahwa pawai bendera ini tidak akan melewati kompleks Masjid Al-Aqsa maupun gerbangnya.
Keinginan untuk menegaskan eksistensi dan kedaulatan atas wilayah tersebut seyogianya tidak seharusnya mengorbankan perdamaian dan kemanusiaan, baik bagi warga Palestina maupun Israel. Tindakan-tindakan provokatif seperti ini justru dapat memperumit situasi konflik dan merugikan kedua belah pihak.
Sebagai anggota kabinet Israel, sikap Ben-Gvir yang cenderung ekstremis dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dalam upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Kedamaian dan keadilan harus menjadi prioritas utama dalam penyelesaian konflik, bukan provokasi dan ancaman yang dapat memicu lebih banyak ketegangan.