Menjelang Konklaf: Akankah Vatikan Kembali Memilih Paus dari Luar Lingkaran Dalam?
Tanggal: 30 Apr 2025 09:08 wib.
Tampang.com | Menjelang konklaf yang dijadwalkan berlangsung pada 7 Mei 2025, spekulasi mengenai sosok pengganti Paus Fransiskus terus bergulir. Kematian Paus Fransiskus pada 21 April lalu menandai akhir dari sebuah era yang ditandai dengan pendekatan yang lebih inklusif, terbuka, dan progresif bagi Gereja Katolik. Kini, dunia Katolik menanti apakah para Kardinal akan melanjutkan arah tersebut atau memilih kembali ke figur yang lebih konservatif dan “akrab” dengan sistem internal Vatikan.
Paus Fransiskus: Simbol Perubahan dari Benua Amerika
Ketika Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, ia menjadi yang pertama dari luar Eropa dalam lebih dari 1.200 tahun—dan yang pertama dari benua Amerika. Sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, ia datang dari luar lingkaran birokrasi Vatikan dan membawa angin segar dalam tubuh gereja.
Pidato singkatnya pasca-terpilih yang menekankan keterbukaan terhadap dunia modern menjadi simbol dari semangat baru Gereja Katolik. Ia aktif mengunjungi negara-negara minoritas Katolik seperti Sudan Selatan, Irak, dan Uni Emirat Arab, serta mempromosikan dialog antaragama, khususnya dengan komunitas Muslim.
Perdebatan: Manajer atau Pemimpin Karismatik?
Kini, suara-suara dalam tubuh gereja mulai terbelah. Ada yang menilai bahwa Vatikan saat ini membutuhkan Paus yang lebih menguasai mekanisme internal, terutama untuk menangani persoalan mendesak seperti defisit anggaran dan dana pensiun karyawan Vatikan.
Namun, suara lain menegaskan bahwa krisis spiritual dan global yang dihadapi gereja membutuhkan sosok yang lebih dari sekadar administrator. Kardinal Jerman Reinhard Marx, misalnya, mengatakan, "Yang kita butuhkan bukan hanya manajer, tapi seorang pemimpin yang berani. Dunia butuh keberanian untuk menguatkan hati umat."
Konservatisme atau Pembaruan?
Di sisi lain, tokoh senior Vatikan seperti Kardinal Camillo Ruini menilai bahwa arah gereja di bawah Paus Fransiskus terlalu fokus pada mereka yang jauh dari ajaran Katolik. “Kita harus kembalikan gereja kepada umatnya sendiri,” ujarnya.
Pernyataan ini mencerminkan ketegangan yang berkembang antara mereka yang menginginkan reformasi lebih lanjut dan mereka yang ingin gereja kembali pada akar konservatifnya.
Masa Depan Gereja Ditentukan di Balik Pintu Tertutup Konklaf
Menjelang konklaf, para Kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul dalam kongregasi umum, serangkaian pertemuan di mana mereka berdiskusi, berbagi visi, dan mengenal satu sama lain sebelum proses pemilihan dimulai secara tertutup.
Apakah Vatikan akan kembali mengejutkan dunia dengan memilih Paus dari luar lingkaran dalam, seperti 12 tahun lalu? Atau justru memilih sosok yang dianggap lebih mampu menangani birokrasi internal? Jawabannya akan segera ditentukan dalam konklaf yang digelar di balik pintu-pintu Kapel Sistina.