Sumber foto: google

Menhan Slovakia: Mengirim Jet Tempur ke Ukraina Adalah Pengkhianatan

Tanggal: 15 Jun 2024 14:16 wib.
Menteri Pertahanan (Menhan) Slovakia Robert Kalinak menuduh pendahulunya melakukan pengkhianatan karena mengirim jet tempur ke Ukraina. Kalina pada hari Rabu mengumumkan bahwa dia telah mengajukan tuntutan pidana mengenai masalah tersebut. “Melemahkan Angkatan Bersenjata dengan cara ini, bertentangan dengan konstitusi, tidak dapat digambarkan dalam kamus politik kita sebagai pengkhianatan,” kata Kalinak dalam komentarnya yang dilansir iROZHLAS, Kamis (13/6/2024).

Slovakia merupakan negara NATO. Namun sejak pemerintah baru berkuasa tahun 2023, negara itu menolak untuk memasok senjata ke Ukraina.“Saya tidak tahu apakah itu secara hukum merupakan kejahatan, tapi dia adalah orang yang mengkhianati nilai-nilai nasional," lanjut dia merujuk pada pendahulunya, Jaroslav Nagy.

Namun, keputusan tersebut memicu pro kontra di kalangan masyarakat internasional dan dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat diterima oleh Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa langkah Slovakia tersebut adalah tindakan provokasi yang dapat memicu eskalasi konflik di kawasan tersebut.

Menteri Na mempertahankan keputusannya dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut adalah bentuk solidaritas dan dukungan Slovakia terhadap Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Namun, banyak pihak menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya bersifat solidaritas, tetapi juga merupakan tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi krisis di kawasan tersebut.

Kalinak mengajukan tuntutan pidana terhadap Nagy, yang saat menjabat sebagai menteri pertahanan dari Maret 2020 dan Mei 2023 telah mengirim beberapa jet tempur MiG-29 ke Ukraina untuk membantu negara tersebut menangkis invasi skala penuh Rusia. Pada saat itu, Nagy mengatakan jet tempur era Soviet “tidak dapat digunakan” untuk negaranya dan oleh karena itu adalah “hal yang benar” untuk memberikannya kepada Ukraina.

Meskipun pemerintah Slovakia jelas-jelas meremehkan dukungan terhadap Ukraina, beberapa warga negara tersebut mengambil tindakan sendiri dan meluncurkan upaya penggalangan dana untuk membeli peluru artileri untuk Kyiv. Warga Slovakia memulai kampanye "Amunisi untuk Ukraina" pada 16 April untuk mengumpulkan dana tambahan bagi inisiatif yang dipimpin Ceko untuk pengadaan peluru di seluruh dunia setelah pemerintah Slovakia menolak untuk berpartisipasi.

Dalam waktu kurang dari sebulan, lebih dari 65.000 orang menyumbangkan 4 juta euro (USD4,3 juta), dengan satu donatur memberikan donasi tunggal sebesar 100.000 euro (USD107.000).

Di sisi lain, para pendukung keputusan Menteri Na menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah bentuk keberanian dalam menunjukkan solidaritas kepada Ukraina dan mengambil sikap tegas terhadap invasi Rusia. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut menegaskan posisi Slovakia sebagai negara penganut nilai-nilai demokrasi dan kemerdekaan.

Namun, kontroversi terus bergulir terkait dengan keputusan Menteri Na. Beberapa negara dan lembaga internasional menyatakan kekhawatiran mereka terhadap potensi eskalasi konflik akibat tindakan tersebut. Mereka meminta Slovakia untuk meninjau kembali keputusannya dan mencari solusi damai dalam menghadapi krisis di Ukraina.

Dalam situasi yang semakin memanas ini, langkah-langkah diplomasi dan negosiasi secara internasional menjadi kunci untuk menghindari eskalasi konflik yang dapat menyebabkan korban jiwa yang tidak perlu. Masyarakat internasional, termasuk Slovakia, diharapkan dapat bekerja sama dalam menemukan solusi damai untuk krisis ini tanpa memperburuk situasi yang sudah tegang.

Sebagai akhir kata, keputusan Menteri Pertahanan Slovakia dalam mengirim jet tempur ke Ukraina telah menjadi topik hangat di kancah politik internasional. Langkah tersebut telah menimbulkan kontroversi dan membuka ruang untuk diskusi tentang solidaritas, keamanan regional, serta dampaknya terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved