Sumber foto: Google

Mengungkap Misteri: Apakah Tarif Impor Baru AS Dihitung Menggunakan ChatGPT?

Tanggal: 5 Apr 2025 19:17 wib.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif impor yang menuai kontroversi. Kebijakan ini mencakup tarif dasar sebesar 10% untuk semua negara, dengan tambahan tarif resiprokal yang bervariasi berdasarkan defisit perdagangan bilateral AS dengan masing-masing negara. Menariknya, beberapa analis dan ekonom mencurigai bahwa formula perhitungan tarif ini menyerupai hasil yang dihasilkan oleh chatbot AI seperti ChatGPT.

Asal Mula Formula Tarif

Ekonom James Surowiecki mengungkap bahwa angka tarif yang diterapkan oleh Gedung Putih dapat direplikasi dengan rumus sederhana: membagi defisit perdagangan AS dengan suatu negara oleh total ekspor negara tersebut ke AS, kemudian membagi hasilnya menjadi dua. Misalnya, jika defisit perdagangan AS dengan China adalah $295 miliar dan total ekspor China ke AS adalah $439 miliar, maka perhitungannya adalah $295 miliar dibagi $439 miliar, menghasilkan sekitar 67%. Setelah dibagi dua, tarif yang diterapkan menjadi sekitar 33,5%. Metode ini dianggap terlalu disederhanakan dan tidak mempertimbangkan kompleksitas hubungan perdagangan internasional. WikipediaThe Verge

Keterlibatan AI dalam Perhitungan Tarif

Beberapa pengguna media sosial dan analis mencatat bahwa ketika mereka meminta chatbot AI seperti ChatGPT untuk menghitung tarif berdasarkan defisit perdagangan, hasil yang diberikan sangat mirip dengan formula yang digunakan oleh pemerintahan Trump. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa perhitungan tarif tersebut mungkin dipengaruhi atau bahkan dihasilkan oleh AI. Namun, Gedung Putih membantah klaim ini dan menyatakan bahwa formula yang digunakan adalah hasil analisis internal mereka. Ars Technica

Kritik dari Para Ekonom

Banyak ekonom mengkritik pendekatan ini karena dianggap tidak mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti hambatan non-tarif, nilai tukar, dan dinamika ekonomi lainnya. Felix Tintelnot, seorang ekonom dari University of Chicago, menyatakan bahwa metode ini terlalu menyederhanakan masalah kompleks dan dapat menyebabkan distorsi dalam perdagangan internasional. Selain itu, tarif yang diterapkan dengan cara ini dapat merugikan negara-negara dengan ekonomi lebih kecil yang memiliki defisit perdagangan besar dengan AS. Time

Dampak pada Pasar dan Ekonomi

Pengumuman tarif ini menyebabkan reaksi negatif di pasar keuangan. Indeks Dow Jones Industrial Average turun tajam, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi perang dagang dan dampaknya terhadap ekonomi global. Beberapa analis memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat mendorong inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, terutama jika negara-negara lain membalas dengan tarif mereka sendiri.

Meskipun ada spekulasi mengenai keterlibatan AI dalam perhitungan tarif impor baru AS, belum ada bukti konkret yang mendukung klaim tersebut. Namun, kesamaan antara formula yang digunakan oleh pemerintahan Trump dan hasil yang diberikan oleh chatbot AI menimbulkan pertanyaan tentang proses pengambilan keputusan dalam kebijakan perdagangan AS. Yang jelas, pendekatan yang terlalu disederhanakan dalam menentukan tarif dapat memiliki konsekuensi luas bagi ekonomi domestik dan internasional.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved