Sumber foto: iStock

Mengungkap Fenomena Hijau di Gurun Thar: Antara Peluang dan Ancaman di Tengah Perubahan Iklim

Tanggal: 28 Apr 2025 06:35 wib.
Gurun Thar, yang terkenal sebagai kawasan tandus di India utara, telah mengalami perubahan signifikan dalam dua dekade terakhir. Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam Cell Reports Sustainability pada 3 April 2025, kawasan gurun yang dikenal sebagai Great Indian Desert ini kini lebih hijau sekitar 38% dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu. Fenomena ini menandakan adanya perubahan besar di wilayah yang sebelumnya identik dengan kekeringan dan terbatasnya vegetasi.

Perubahan ini terjadi berkat dua faktor utama, yaitu perubahan iklim dan ekspansi pertanian serta urbanisasi yang pesat di kawasan tersebut. Peningkatan ketersediaan air, yang memudahkan pertanian, serta kebutuhan energi yang semakin meningkat telah menyebabkan wilayah ini bertransformasi menjadi area yang lebih subur dan hijau. Vimal Mishra, peneliti dan profesor teknik sipil dari Indian Institute of Technology Gandhinagar, menjelaskan bahwa faktor-faktor ini telah meningkatkan hasil panen secara signifikan, yang mempengaruhi perekonomian lokal.

Menurut Mishra, "Tidak ada gurun lain di dunia yang mengalami peningkatan urbanisasi, pertanian, dan curah hujan selama periode baru-baru ini." Hal ini menunjukkan bahwa Gurun Thar menjadi unik dalam hal transformasi lingkungan dan sosial yang terjadi. Meskipun secara tradisional dikenal sebagai gurun, wilayah ini kini menjadi salah satu yang paling padat penduduknya di dunia, dengan populasi mencapai lebih dari 16 juta jiwa.

Hasil dari studi yang dilakukan menggunakan citra satelit dari tahun 2001 hingga 2023 menunjukkan peningkatan rata-rata kehijauan sebesar 38%. Selain itu, curah hujan monsun di kawasan tersebut juga mengalami peningkatan yang signifikan, yakni hingga 64%. Peningkatan vegetasi ini tentu membawa dampak positif dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi lokal yang bergantung pada hasil pertanian.

Namun, di balik fenomena hijau ini, ada berbagai potensi ancaman yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah peningkatan curah hujan yang berisiko menimbulkan banjir, terutama karena hujan diperkirakan akan turun dalam intensitas tinggi dan waktu yang singkat. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola iklim yang mempengaruhi distribusi curah hujan. Meski lebih banyak air yang tersedia, perubahan pola hujan ini bisa menciptakan ketidakseimbangan yang dapat berbahaya bagi kawasan yang sudah mulai tumbuh subur.

Selain itu, eksploitasi air tanah yang semakin intensif untuk kebutuhan irigasi pertanian dapat mengancam keberlanjutan sumber daya air di masa depan. Tanpa pengelolaan yang baik, penggunaan air tanah yang berlebihan bisa menyebabkan penurunan kualitas dan ketersediaan air, yang pada gilirannya akan mengancam ketahanan pangan yang telah terbangun di wilayah tersebut.

Eksplorasi lebih lanjut mengenai dampak ekspansi pertanian dan urbanisasi juga mengungkapkan potensi ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Sejumlah spesies gurun yang telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem di gurun Thar berisiko terganggu. Penyesuaian terhadap perubahan lingkungan yang begitu cepat bisa mempengaruhi kelangsungan hidup spesies-spesies tersebut, yang telah menjadi bagian integral dari ekosistem gurun.

Selain itu, tradisi pertanian nomaden yang sudah ada selama bertahun-tahun di kawasan ini juga dapat terancam oleh perubahan besar dalam penggunaan lahan. Dengan semakin terbatasnya ruang untuk kegiatan pertanian tradisional, model pertanian yang berkelanjutan yang mengandalkan cara-cara tradisional ini dapat menghadapi kesulitan bertahan di tengah pesatnya modernisasi.

Meskipun demikian, para peneliti memberikan pandangan optimis terhadap perubahan ini jika dikelola dengan baik. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di Gurun Thar bisa menjadi kunci untuk memanfaatkan penghijauan ini sebagai peluang besar. Misalnya, dengan memastikan bahwa penggunaan air dan lahan dilakukan secara bijak, maka kawasan ini bisa menjadi model pertanian yang lebih hijau dan ramah lingkungan, dengan tetap mempertahankan keseimbangan ekologis dan sosial budaya lokal.

Studi terpisah juga memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Gurun Thar akan semakin hijau menjelang akhir abad ke-21. Proyeksi ini menggambarkan potensi besar yang ada, tetapi juga menekankan pentingnya upaya untuk menjaga keberlanjutan dalam setiap langkah pembangunan.

Namun, meskipun ada banyak peluang, peneliti mengingatkan agar pembangunan yang terjadi tidak mengabaikan aspek lingkungan dan sosial budaya yang sudah ada sejak lama. Tantangan terbesar adalah bagaimana menyeimbangkan kemajuan yang pesat dengan konservasi alam dan pelestarian budaya lokal yang menjadi ciri khas kawasan ini.

Secara keseluruhan, fenomena penghijauan di Gurun Thar merupakan sebuah contoh menarik tentang bagaimana perubahan iklim dan intervensi manusia dapat memengaruhi ekosistem. Ini adalah sinyal bahwa kita harus berpikir lebih jauh tentang bagaimana kita dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan bagaimana kita dapat memanfaatkan perubahan tersebut untuk keberlanjutan hidup di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved