Mengungkap Aroma Misterius Mumi Mesir Kuno: Pedas, Manis, dan Wangi Kayu
Tanggal: 25 Feb 2025 20:38 wib.
Saat kita mengunjungi museum, sering kali kita terpesona oleh sejarah dan kisah yang tersimpan di balik setiap objek bersejarah, termasuk mumi Mesir kuno yang dipajang di berbagai museum di dunia. Namun, salah satu aspek yang sering terabaikan adalah bagaimana proses pembuatan mumi dilakukan dan, yang lebih menarik, seperti apa bau mumi itu. Baru-baru ini, Cecilia Bembibre, seorang dosen dari University College London, berkolaborasi dengan University of Ljubljana dan University of Krakow untuk menggali lebih dalam mengenai mumi ini. Kolaborasi ini tidak hanya menjadikan kita lebih dekat pada pengetahun bagaimana mumi dijaga, tetapi juga mencoba memahami aroma yang menyelimuti mereka.
Tim peneliti dari University Ljubljana sebelumnya sudah mempelajari beberapa mumi di museum nasional Slovenia. Dengan pengetahuan yang ada, mereka memperluas studi ini untuk mencakup mumi yang terdapat di Kairo, dipimpin oleh Profesor Matija Strlic dan termasuk peneliti PhD Emma Paolin. Dalam penelitian ini, para peneliti diwajibkan untuk menggunakan metode yang tidak merusak tubuh mumi yang berharga ini. Salah satu teknik yang dilakukan adalah melalui penciuman. Mereka telah menganalisis sembilan jasad mumi dari Museum Mesir, di mana empat di antaranya dipamerkan sementara lima lainnya berada dalam kondisi penyimpanan khusus. Mumi-mumi tersebut berasal dari berbagai periode, yang tertua berusia mencapai 3.500 tahun, dengan metode pengawetan yang bervariasi. Bembibre membentuk tim yang terdiri dari delapan ahli penciuman. Beberapa di antara mereka adalah spesialis yang pernah bekerja sama dengannya di proyek sebelumnya. Analisis kimia dilakukan untuk memastikan bahwa mumi tersebut aman untuk dicium. Hal ini penting mengingat beberapa mayat mungkin telah terpapar bahan kimia berbahaya seperti pestisida sintetis yang digunakan untuk pengawetan.
Dalam proses pengambilan sampel, para peneliti membuka sedikit sarkofagus untuk memasukkan pipa kecil yang digunakan untuk mengekstrak udara di dalamnya. Udara tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong khusus untuk analisis lebih lanjut di laboratorium di University of Ljubljana. Melalui berbagai teknik analisis kimia, mereka berusaha untuk mengeksplorasi senyawa-senyawa kimia yang terperangkap, hingga dapat memahami karakteristik aroma yang dimiliki setiap mumi. Menurut Bembibre, proses ini sangat menantang. "Kami menghabiskan sekitar 15 hingga 20 menit untuk merasakan aroma yang ada, mendeskripsikan setiap bau dengan cepat, dan menentukan intensitasnya. Kadang satu aroma dapat muncul setiap detik, yang membuat kami harus berbagi tugas agar tidak terlalu melelahkan," terang Bembibre. Dalam film-film fiksi, mumi sering kali diasosiasikan dengan bau busuk yang mengerikan. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa bau mumi sejatinya tidak seburuk itu; malah, aroma yang tercium cenderung tidak mengganggu. Peneliti menemukan bahwa bau yang menyelimuti mumi itu bisa mirip dengan bau kayu, bunga, manis, pedas, hingga aroma damar yang khas.
Lebih jauh, mereka berhasil mengidentifikasi berbagai bahan kuno yang digunakan dalam proses mumifikasi, seperti minyak konifer, kemenyan, mur, dan kayu manis. Lemak hewani yang terdegradasi juga terdeteksi, di samping keberadaan pestisida sintetis dan minyak nabati yang digunakan secara aman. Menariknya, salah satu mumi yang dikaji mengeluarkan aroma mirip teh hitam, yang dapat jadi hasil dari senyawa kimia bernama kariofilen. Proses penelitian ini tidak hanya membongkar misteri aroma, tetapi juga mempersiapkan untuk pengalaman baru bagi pengunjung Museum Mesir di mana mereka bisa mencium aroma mumi secara langsung pada tahun 2026 mendatang. Dalam rangka memperluas pengetahuan lebih lanjut, para peneliti berencana untuk mempelajari mumi dari museum kuno lainnya di seluruh dunia. Dengan pendekatan yang inovatif ini, kita dapat lebih memahami sisi lain dari sejarah Mesir kuno dan menambah wawasan tentang cara orang Mesir kuno menghormati dan mengawetkan jenazah mereka. Tentu saja, tidak ada yang lebih menarik daripada memiliki kesempatan untuk mencium bau sejarah yang terpendam selama ribuan tahun.